blank
Lestari Moerdijat. Foto: lmc

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Generasi milenial Indonesia, harus mampu menempatkan urusan publik dan urusan privat, pada tempatnya. Potensi besar milenial sebagai tulang punggung kemajuan bangsa, harus dimaksimalkan untuk menjawab berbagai tantangan di masa depan.

”Generasi milenial harus mampu membangun gerakan besar untuk perubahan, melalui dua potensi. Yakni sustained effort dan collective action,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, saat menjadi pembicara kunci dalam webinar bertema ‘Gerakan Ibu Bangsa Mendengar Anggota Parlemen Milenial Bicara’, yang digelar Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Jumat (26/8/2022).

Webinar yang dihadiri anggota Kowani, anggota Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW), anggota Gabungan Organisasi Wanita (GOW), LSM pemerhati politik, akademisi dan para mahasiswa itu, juga menghadirkan Puteri Anetta Komaruddin, anggota DPR RI dari F-Golkar, Ratna Juwita, anggota DPR RI dari F-PKB dan Tina Toon anggota DPRD DKI Jakarta, dari PDI-Perjuangan sebagai narasumber.

BACA JUGA: Atlet Angkat Besi Kota Semarang Yakin Berjaya di Porprov 2023

Negeri ini, jelas Lestari, dibentuk dan diinisiasi generasi muda. Para pendiri bangsa ini berjuang sejak usia belia, hingga bisa mengguncang dunia dengan mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Hasil Sensus Penduduk 2020, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, memperlihatkan bahwa Indonesia didominasi oleh Gen Z dan milenial. Gen Z berjumlah 74,93 juta jiwa atau 27,94 persen dari total penduduk. Sedangkan milenial berjumlah 69,38 juta jiwa, atau pada kisaran 25,87 persen.

”Fakta ini harus menjadi pendorong kuat bagi generasi muda, untuk ikut aktif dalam menentukan arah perjuangan bangsa ke depan,” ujar Rerie.

BACA JUGA: Sekolah Jurnalistik Indonesia Jadi Upaya PWI Tradisikan Kesadaran Mendokumentasikan Pengalaman

Menurut anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, kemampuan berpikir kritis yang disertai dukungan teknologi informasi yang memadai, memungkinkan generasi milenial berbagi informasi, pemikiran, membangun jaringan dan komunikasi lintas batas, dalam proses pembangunan bangsa.

Potensi itu, imbuhnya, harus diikuti dengan upaya penguatan diri dengan mengedepankan ke-kita-an daripada ke-aku-an, dalam setiap langkah.

”Selain itu, perlu juga menanamkan nilai-nilai kehidupan berbangsa seperti yang diamanatkan dalam Pancasila, UUD-1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” tambahnya.

BACA JUGA: Massa Demo Pendapa Kudus, Tuntut Sekda Mundur dari Jabatannya

Dengan jumlah sekitar sembilan persen anak muda yang ada di parlemen saat ini, menurut Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, merupakan permulaan yang berpeluang besar berkembang pesat di masa depan.

Keterlibatan para pemuda dalam politik, menurutnya, bisa diawali dengan menjadi relawan atau aktif mengkritisi kinerja pemerintah dan lembaga negara, lewat saluran yang tersedia.

Rerie sangat berharap, generasi milenial yang merupakan generasi penerus mampu menaburkan benih-benih kebangsaan, yang berbuah kemampuan menjaga Indonesia.

Riyan