blank
Aktifis 1998 yang tergabung dalam jaringan "Rakyat Kuasa" Jateng ketika menggelar diskusi. Foto : SB/dok Rakyat Kuasa

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Aktivis 1998 Jawa Tengah yang tergabung dalam “Rakyat Kuasa” Jawa Tengah berencana mengadakan silaturahmi antar aktivis yang terlibat dalam gerakan mahasiswa 1998.

Silaturahmi tersebut sekaligus reuni ini sedianya akan diadakan pada Minggu, 21 Agustus 2022, di Ndalem Tjokrosumartan Jl. Dr Rajiman 523 Kota Surakarta (Solo) Jawa Tengah.

Sekretaris “Rakyat Kuasa” Jateng Muhammad Khabib mengatakan, saat ini jaringan dan simpul-simpul aktivis “Rakyat Kuasa” yang berada di Jateng masih aktif menjalankan program program pembelaan dan advokasi isu-isu kerakyatan dengan sebaran kader dimasing-masing isu sektoralnya.

“Seperti isu agraria, simpul “Rakyat Kuasa” berada di Konsorsium Agraria, isu perburuhan di organisasi buruh, isu desa di Lembaga Pendamping Desa, isu kaum miskin kota dan masyarakat pesisir, isu lingkungan yang fokus di organisasi lingkungan hidup dan sebaran kader di sektor-sektor lainnya,” tegas dia.

Selain itu, imbuh Habib, Jaringan “Rakyat Kuasa” di Jateng secara personal juga beraktifitas di bidangnya masing-masing, ada berprofesi sebagai akademisi, tenaga pendidik, politisi, advokat, ulama, seniman, birokrat, petani dan lainnya.

“Jaringan dan simpul-simpul aktivis “Rakyat Kuasa” yang fokus dalam berbagai isu sektoral di Jateng selama ini masih selalu aktif mengadakan agenda rutin pertemuan dan konsolidasi guna mencari formula dan merajut spirit bersama,” lontarnya.

Semua itu, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/8), kata dia dalam mengurai problem-problem kerakyatan dan problem politik kebangsaan melalui sudut pandang ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan.

Khabib menyampaikan, acara silaturahmi dan reuni ini direncanakan turut mengundang sejumlah nama-nama diantaranya; Roy Jeconiah Isoka Wurangian, Abdul Aziz, Blonthank, Hafidz Bom Bom, Ellen Kurnialis, Eta Ces’t Joe dabKuat Hermawan Santoso

Dijadwalkan ikut hadir pula Muhammad Khabib, Fadli Bagong, Ahmad Dimyati, Joko Hartanto, Hendrianto Sundaro, Khusnun, Purwanto, Toto Hasto, Ridwan Hariyadi, Lukman, Totok Sih Setya Adi dan para aktifis lainnya.

Agenda Reformasi

blank
Silaturrahmi aktifis Jawa Tengah bertajuk, “Arah Baru Perjuangan Reformasi” akan dihelat di Gedung Purna Yudha Solo. Foto : SB/dok Rakyat Kuasa

Untuk diketahui, “Rakyat Kuasa” merupakan tagline gerakan mahasiswa dan pemuda yang sejarah lahirnya pada waktu itu sebagai respon terhadap kuatnya hegemoni, korporatisme negara, ketidakadilan global dan menampik penetrasi yang memandulkan daya kritis kaum muda.

“Rakyat Kuasa” Jateng digagas di akhir November 1998 dalam pertemuan antar gerakan mahasiswa dan pemuda di Muntilan, Magelang, Jateng setelah melalui diskusi dan perjalanan panjang, “Menghitung Kekuatan Elemen Pergerakan Pasca Reformasi 1998”.

Diskusi tersebut diikuti antar elemen lintas jaringan dan lintas angkatan aktivis gerakan se Jawa-Bali yang terlibat langsung dalam proses Reformasi 1998 maupun sesudahnya.

Hal itu, dalam rangka mengawal agenda-agenda Reformasi 1998 agar sesuai gagasan nasional, semangat demokrasi dan berpihak pada agenda-agenda kerakyatan.

Di antara yang terlibat pada masa itu seperti Formasal Semarang, Ampera Wonosobo, Semesta Salatiga, SMPTA Solo, FAMPR purwokerto, Pospera Bali, KKPS Probolinggo dan SD Jember.

Ada pula Formajo Jombang, FKMM Malang, SPR Surabaya, FKMK Kediri, Sapukera Tulungagung, PPPY Jogja, Gempur Jakarta, Front Jakarta, Famred Jakarta dan Forsolima Medan.

“Sejak 1998 sampai sekarang, usia “Rakyat Kuasa” sudah tidak lagi muda, yakni 24 tahun. Selama ini “Rakyat Kuasa” terus menjalankan konsolidasi dan langkah-langkahnya yang didasarkan pada gagasan perjuangan nasional, semangat demokrasi dan berpihak pada agenda-agenda kerakyatan,” serunya.

Menurutnya, selain kaderisasi, “Rakyat Kuasa” selama ini juga terus bergerak aktif melakukan pembelaan dan advokasi isu-isu kerakyatan seperti konflik agraria, perburuhan dan kaum miskin kota.

Juga, lanjutnya, menyangkut isu problem kemandirian desa, problem kedaulatan petani, isu nelayan, problem lingkungan, problem kesehatan dan sebagainya.

“Selain hal tersebut, penyikapan terhadap situasi politik yang kian liberal dan masih membutuhkan sikap kekuasaan yang mendukung gagasan pergerakan masih menjadi program politik Rakyat Kuasa ke depan,” katanya.

Muharno Zarka