blank
Ilustrasi. Karangan bunga Bob Tutupoly. Foto: wied

BOBBY Willem Tutupoly, nyong Ambon, tetapi fasih berbahasa Jawa. Ya, wajar saja, dia kelahiran Surabaya, 13 November 1939.

Hari ini kudengar kabar Om Bob meninggal di RS Mayapada Jakarta, Selasa pukul 00.30, setelah sekian lama dirawat akibat penyakit stroke yang dideritanya.

Bob Tutupoly sudah dikenal sejak tahun 70-an. Lagu-lagunya banyak sekali yang populer. “Mengapa tiada Maaf, Tinggi Gunung Seribu Janji, Susi dan Mamanya,” dan tentu tak bisa dilupakan “Simfoni yang Indah” dan “Widuri”.

Ibuku mengidolakannya. Itu kuingat sewaktu aku masih kecil, kelas satu atau 2 SD. Aku berulang tahun, Ibu mengirim surat ke RRI, minta diputarkan lagunya Bob Tutupoly “Tinggi Gunung Seribu Janji”.

Penyiarnya kalau tidak salah Om Sazli Rais yang pernah jadi Kepala Stasiun RRI Semarang.

Bukan hanya ibuku, aku pun sangat mengidolakannya. Sehingga sangat aku sangat berbahagia ketika berkesempatan hadir dalam penampilan Om Bob di sebuah hotel di Semarang bersama Bu Titiek Puspa dan Mbah Lilies Suryani beberapa tahun lalu.

Henry Belafonte Indonesia

Om Bob menyanyikan lagu Cliff Richard Vision. Sangat memesona. Kemudian lagu yang rancak mengajak bergoyang Day-O (The Banana Boat Song) yang biasa dinyanyikan Harry Belafonte.

Perlu kita tahu, bahwa penyanyi Indonesia zaman dulu sering dimirip-miripkan dengan penyanyi Barat. Koes Hendratmo dikenal sebagai Engelbert Humperdinck Indonesia, Diah Iskandar Conny Francis Indonesia, Koes Plus sebagai Everly Brothers-nya Indonesia. Dan Bob Tutupoly adalah Harry Belafontenya Indonesia.

Saya dan beberapa wartawan pun mengajak berbincang Om Bob. Dan, dalam perbincangan itu kami banyak juga menggunakan bahasa Jawa. Maklum saja, Om Bob itu WONG SUROBOYO.

Saya merasa amat bahagia, bisa menonton penampilan Bob Tiutupoly secara langsung, bebrincang ringan. Dia penyanyi idola ibu saya yang juga idola saya.

Semasa SMA, saya membeli kaset Bob Tutupoly dari kios penjual kaset bekas. Lagu-lagunya antara lain Tinggu Gunung Seribu Janji, Mengapa Tiada Maaf, Jangan Pernah Berkata Benci, Kerinduan, Susi dan Mamanya, dan lain-lain.

Saya juga teringat pada lagu Simfoni yang Indah yang dinyanyikan Bob Tutupoly dalam Festival Lagu Populer Indonesia tahun 1980. Bob Tutupoly pun berhasil menjadikan lagu ciptaan Robby Lea Timea ini sangat populer. Bahkan kemudian beberapa penyanyi menyanyikan ulang, misalnya Once.

Yang pasti tidak akan dilupa, Bob Tutupoly pernah juga memandu acara Berpacu dalam Melodi, selain rekannya Koes Hendratmo. Juga kuis lain yang populer pada masa kejayaan TVRI seperti Pesona 13,Silih Berganti, dan Ragam Pesona.

Om Bob, selamat jalan. Tuhan menyediakan tempat terbaik buatmu di surga. Orang Indonesia akan selalu mengenangmu. Simfoni yang indah akan mengantarkanmu dan menemanimu selalu.

Widiyartono R