SEMARANG (SUARABARU.ID) – Jumlah pemudik yang datang atau melintas di Jawa Tengah diprediksi terjadi ledakan. Untuk itu, antisipasi kemacetan hingga kecelakaan lalu lintas harus dilakukan untuk memberikan kenyamanan bagi pemudik.
Anggota Komisi D DPRD Jateng, Sri Hartini mengatakan prediksi ledakan jumlah pemudik itu berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang memberikan lampu hijau bersilaturahmi di saat lebaran. Kondisi itu kontra dengan dua tahun sebelumnya, pemerintah melarang mudik karena kondisi pandemi Covid-19.
“Bisa menjadi euforia, karena sudah boleh mudik. Hal ini harus diantisipasi untuk mencegah kemacetan, kecelakaan hingga upaya pencegahan lonjakan Covid-19,” ujar Sri Hartini, Senin (25/4/2022).
Untuk itu, usai melakukan pantauan di sejumlah titik dan melihat kesiapan Pemprov Jateng, anggota Fraksi Partai gerindra tersebut memberikan catatan.
Pertama, dengan prediksi jumlah pemudik yang tinggi mencapai 2,1 juta kendaraan maka titik-titik kemacetan harus telah dipetakan oleh dinas terkait.
Titik potensi kemacetan itu bisa saja di exit tol yang bisa terjadi bottleneck, pasar tumpah, persimpangan. Selain jalur alternatif, harus juga dipersiapkan rekayasa jalur lalu lintas.
“Jalur-jalur alternatif ini juga harus disosialisasikan di wilayah asal. Misalnya, sebagian besar pemudik dari Jakarta atau Jabar, maka jalur-jalur tersebut tersosialisasikan pada mereka,” tandasnya.
Selain itu, pemerintah juga mesti mengantisipasi jalur-jalur yang rawan kecelakaan. Bisa saja diberikan rambu yang mengingatkan pengguna jalan. Hal itu penting, karena tidak semua pengemudi paham dengan wilayah tersebut.
Catatan lainya adalah soal kondisi jalan di Jateng yang harus siap. Lantaran dalam dua tahun terakhir di masa pandemi, anggaran perawatan dan pembangunan jalan tersedot untuk pos kesehatan.
“Jika masih ada yang rusak, segera perbaiki,” ujarnya.
Hal terakhir yang ia khawatirkan adalah lonjakan kasus Covid-19 saat mudik. Untuk itu, ia meminta semua warga masyarakat taat protokol kesehatan. Hal itu menjadi satu-satunya cara untuk menekan penyebaran Covid-19.