blank
(gambar: ilustrasi)

Pernah tidak merasakan berada dalam situasi dimana seseorang membuat kita merasa bersalah melalui perkataannya maupun tindakannya? Jika iya, berarti kita adalah korban guit trip. Pelaku guilt trip ini tak segan memanipulasi korban dengan cara membuat korbannya merasa bersalah dan bertanggung jawab atas perbuatan yang tidak dilakukannya. Perlakuan ini bisa merusak mental seseorang sehingga timbul rasa tidak nyaman sebab pelaku guilt trip terus mengungkit kesalahan sebagai senjata agar korban “bertekuk lutut.” Perilaku ini bisa disebut toxic relationship yang bisa terjadi pada hubungan baik keluarga, pertemanan, maupun pekerjaan.

Perilaku guilt trip terjadi baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Terkadang perilakunya bisa terdeteksi atau sulit terdeteksi saking halusnya. Maka, perlu kita ketahui ciri-ciri guilt trip sebagai berikut:

  1. Menunjukkan sikap amarah, namun ketika ditanya dia menyangkal mengatakan tidak ada apa-apa.
  2. Mengacuhkan saat kita menawarkan solusi masalah.
  3. Bertindak silent-treatment atau mengabaikan orang yang sedang berbicara dengannya.
  4. Berkata kasar atas usaha yang kita lakukan.
  5. Mengungkit kesalahan kita di masa lalu, serta mengungkit kebaikan yang dia lakukan.

Dampak perlakuan yang dilakukan pelaku guilt trip ini tak hanya merusak mental korbannya, namun juga memicu hubungan toxic hingga muncul kebencian pada si korban.