blank
Wayang Beber lazim dipentaskan oleh dalang dengan media gambar wayang dari gulungan beberan. Tapi kali ini dikreasi dalam sajian sendra tari.(Foto: Prokopim Pacitan)

PACITAN (SUARABARU.ID) – Wayang Beber lazim dimainkan oleh dalang memakai media beberan (bentangan) gambar yang dibuka dari masing-masing gulungannya.

Namun kali ini tampil beda. Episode kisah Panji dalam Wayang Beber, disajikan dalam kemasan sendra tari pementasan di atas panggung. Kiat memanggungkan Wayang Beber ini, Rabu (30/3), dipentaskan di Gedung Gasibu, Pacitan, Jatim.

Prokopim Pemkab Pacitan, mengabarkan, memanggungkan Wayang Beber dalam sajian sendra tari ini, ditampilkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur bersama para seniman Surabaya.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata (Disbudpar) Jatim, Sinarto, menyatakan, kita tidak boleh kehilangan wayang beber yang merupakan produk kebudayaan dan menjadi karya yang luar biasa.

Garap baru memanggungkan wayang beber, menjadi upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur untuk memberikan kreasi baru dengan format lain. ”Untuk disajikan dalam format selain beberan,” kata Kadisbudpar Jatim, Sinarto.

Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, menyatakan, sebagai warga Pacitan pemilik wayang beber, ini menjadi amanah. Bagaimana menyelamatkan dan menyebarkan warisan seni budaya tersebut. Baik kepada masyarakat Pacitan, maupun kepada khalayak.

”Menyelamatkan dan menyebarkan wayang beber, ini adalah tugas kita bersama,” tandas Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayu Aji.

Pariwisata

Pagelaran sendratari wayang beber kali ini, merupakan tahun ketiga yang dikaksanakan oleh Disbudpar Jatim. Pagelaran ini, diharapkan dapat masuk dalam agenda pariwisata.

blank
Memanggungkan Wayang Beber dalam sajian sendra tari, menjadi pertunjukan kreasi baru yang dipentaskan di Gedung Gasibu Kabupaten Pacitan, Jatim.(Foto: Prokopim Pacitan)

Wayang beber adalah seni pertunjukan wayang yang penyajiannya diwujudkan dalam bentangan (beberan) lembaran kertas atau kain bergambar wayang, disertai narasi oleh dalang.

Pertunjukan wayang beber awalnya muncul dan berkembang di Wengker (sekarang Ponorogo dan Pacitan), pada masa pra-Islam.
Ponorogo masa itu sudah dapat membuat dluwang (kertas) untuk bahan pembuatan wayang beber. Ini kemudian terus berlanjut hingga masa kerajaan-kerajaan Islam (seperti Kesultanan Mataram).

Cerita yang ditampilkan diambil dari Mahabarata dan Ramayana, juga cerita Panji.

Ada dua wayang beber pusaka yang dikoleksi oleh keturunan dalang. Keduanya membawakan cerita Panji. Yang pertama, wayang beber tertua di Dukuh Karangtalun, Desa Gedompol, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jatim.

Cerita yang diangkat adalah ”Jaka Kembang Kuning.” Terdiri atas enam gulungan beberan dengan masing-masing gulungan berisi empat adegan.

Koleksi kedua, ada di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Cerita yang diangkat adalah Remeng Mangunjaya.

Menurut Kitab Sastro Mirudo, wayang beber dibuat pada tahun 1283, dengan Condro Sengkolo Gunaning Bujonggo Nembah Ing Dewo (1283).

Bambang Pur