blank
Kepala SMPN 3 Kedung, Sarjono, Aminan Basyarie, pembimbing dan para siswa penulis buku.

Oleh : Dwi Yunita Sari, S.Pd

Ada yang tidak biasa di SMP Negeri 3 Kedung Sabtu kemarin. Beberapa spanduk kegiatan peluncuran buku serta diskusi sastra puisi telah terpasang gagah di salah satu ruang kelas yang khusus untuk hari itu disulap menjadi ruang pertemuan. Meski hujan mengguyur semakin deras , tak menyurutkan semangat puluhan siswa sekolah yang terrletak di desa Sukosono ini untuk datang lebih pagi  untuk  mengikuti acara yang merupakan event perdana di sekolah ini.

Kegiatan Peluncuran Buku dan Diskusi Sastra Puisi merupakan salah satu bentuk dari program kerja kesiswaan SMP Negeri 3 Kedung sekaligus tindak lanjut dari tawaran kerjasama pihak penerbit Jungpara, Dewan Kesenian Daerah serta media SuaraBaru.id untuk lebih mengenalkan buku Antologi Puisi karya siswa SMP Negeri 3 Kedung kepada khalayak umum sekaligus menggemakan literasi dari pelosok Jepara.

blank
Penyerahan buku Buku Antologi Puisi “Kau, Aku & Seragam Biru” kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kedung Mugiyono, S.Pd

Diikuti oleh 30 siswa, acara ini memang sengaja di buat eksklusif secara kuantitas. Ketigapuluh peserta dari unsur siswa ini, duabelas diantaranya adalah siswa-siswa yang terlibat dalam tim kepenulisan buku “Kau , Aku & Seragam Biru” yaitu Meida, Mella, Sarah, Thea, Henny, Salwa, Destiara, Laura, Levina, Rifna, Almira dan Nazwa sedangkan sisanya merupakan siswa dari semua kelas yang sebelumnya telah melewati tahap seleksi minat dan bakat.

Selain siswa, acara ini juga diikuti oleh beberapa guru pendamping, utamanya guru-guru dalam rumpun mapel Bahasa. Kegiatan ini memang diadakan dengan tujuan selain untuk memberikan ilmu kepenulisan kepada siswa, juga diharapkan dapat memberikan bekal lebih banyak bagi para guru khusunya guru mapel rumpun bahasa agar mampu meningkatkan kompetensi profesionalismenya.

blank
Sarjono, saat membacakan puisi disela acara peluncuran buku

Acara yang dibuka secara resmi oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kedung Mugiyono, S.Pd ini juga di hadiri oleh Sarjono wakil dari penerbit Jungpara sekaligus sebagai keynote speaker serta Aminan Basyarie Komite Sastra   DKD Jepara.

Dalam kegiatan ini,  Sarjono memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada keduabelas siswa sekaligus kepada penulis selaku  guru pembimbing  atas keberhasilan tim ini dalam menerbitkan buku Antalogi Puisi yang berjudul “ Kau, Aku & Seragam Biru” secara swadana.

blank
Tim kepenulisan buku “Kau , Aku & Seragam Biru” yaitu Meida, Mella, Sarah, Thea, Henny, Salwa, Destiara, Laura, Levina, Rifna, Almira dan Nazwa

“Sejauh ini, belum ada sekolah di Jepara yang mampu membuat proyek penulisan buku oleh siswa secara swadana. Apalagi dengan guru pembimping berlatar belakang Mapel IPA. Lebih hebatnya lagi, mereka adalah siswa pinggiran kota dengan fasilitas dan dana sangat terbatas.” Ujar Sarjono memberikan apresiasi kepada tim proyek kepenulisan ini.

“ Saya tahu sendiri bagaimana perjuangan siswa-siswa hebat ini mengumpulkan receh demi receh untuk biaya produksi buku mereka sendiri, dilanjutkan dengan bagaimana usaha mereka membuka pasar bagi karya mereka untuk bisa menutupi biaya produksi. Saya yakin, ini akan menjadi issue hangat di kalangan pendidikan kita. Bagaimana nantinya sistem dalam BOS bisa menjembatani pengembangan minat bakat siswa seperti ini,” ujar Sarjono penuh harap.

Dalam acara ini, Sarjono juga mencoba menggali potensi  para penulis untuk menjajal keberanian membacakan puisi mereka di hadapan audience. Selain itu, pria yang juga aktif di kepengurusan Dewan Kesenian Daerah Jepara ini juga memperlihatkan kemampuannya dalam  membacakan puisi dengan teknik kontemporer.

blank
Tim penulis, teman, Kepala MPN 3 Kedung, Sarjono Aminan Basyarie dan penulis

Totalitas pembacaan puisi  oleh Sang Pakar ternyata mampu meberikan inspirasi ide bagi para siswa tentang bagaimana menjadikan sebuah karya puisi lebih memiliki ruh sehingga lebih enak untuk dinikmati. “ Baca puisinya nyentrik, tapi bagus,. lain dari biasanya.” ujar Rohman,  salah satu siswa yang menjadi peserta dalam acara tersebut.

Dalam sesi kedua, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi sastra puisi oleh  Aminan Basyari. Pria yang merupakan koordinator komite sastra dari Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Jepara memaparkan bagaimana proses kreatif penulisan puisi dapat diperoleh. Dalam kesempatan yang sama ia juga mencoba menggali beberapa proses kreatif dari tim penulis yang terlibat dalam proyek penulisan buku ini.

“Saya mendapatkan ide saat dicuekin seseorang dikelas padahal saya menyukainya,” begitu cerita Media Rahmawati, mengenai pengalaman proses kreatif untuk salah satu puisinya yang seketika mendapatkan sorak sorai dari seisi ruangan. Adapun penulis lain juga memaparkan bahwa dengan melihat seragam, sepatu, rumus bahkan keputusasaan saat mengerjakan tugas dari guru pun bisa menjadi inspirasi penulisan puisi mereka.

Antusias peserta semakin dikobarkan oleh  Sarjono maupun  Aminan Basyari yang menyepakati bahwa di luar kekurangannya, antalogi puisi yang ditulis oleh para siswa ini sudah memiliki kualitas yang  baik bagi ukuran pemula. Selain keotentikan, keduanya juga sempat menyoroti perihal pemilihan diksi yang cukup menggelitik imajinasi.

Kekaguman kedua tokoh senior dalam hal sastra puisi ini semakin mencuat manakala mengetahui bahwa para penulis hanya membutuhkan waktu sekitar sepuluh hari untuk dapat menghasilkan sebuah buku. “Saya saja dalam beberapa bulan hanya mampu membuat sekitar empat puisi, bagaimana kalian bisa melakukannya?” tanya  Sarjono kepada para penulis sambil memperlihatkan  kekagumannya.

Dalam pemaparannya baik Sarjono maupun Aminan Basyari senantiasa melecutkan semangat seluruh peserta yang hadir di ruangan itu. Keduanya meyakini bahwa di masa depan akan lahir karya-karya hebat, hasil buah pikiran dari siswa siswi SMP Negeri 3 Kedung jika potensi terpendam ini terus diasah. Dalam kesempatan itu juga disampaikan apresiasi kepada penulis selaku guru pembimbing yang sudah mampu menggali potensi anak didiknya sekaligus menjadi inspirasi bagi guru-guru lain.

“Tidak harus menjadi guru bahasa untuk mencintai sastra. Pun, tidak harus menjadi hebat untuk memiliki karya. Karena kehebatan itu akan datang bersama dengan karya yang kita ciptakan.” Begitulah prinsip yang dipegang teguh oleh sang guru pembimbing dalam proyek penulisan ini yang juga diamini oleh kedua narasumber.

Puncak acara Peluncuran Buku dan Diskusi Sastra Puisi ini diisi dengan peluncuran buku Antologi Puisi “Kau, Aku & Seragam Biru” karya siswa SMP Negeri 3 Kedung yang diawali dengan penandatanganan buku oleh keduabelas penulis, dilanjutkan dengan penyerahan buku yang sudah ditandatangani oleh penulis kepada Sekolah, Penerbit Jungpara dan Dinas Kesenian Daerah Kabupaten Jepara serta penandatanganan nota kesepakatan Kerjasama antara SMP Negeri 3 Kedung dengan penerbit Jungpara maupun Dewan Kesenian Daerah Kabupaten Jepara perihal pengembangan minat bakat kepenulisan siswa.

Meski mendung masih bergelayut hingga acara usai, namun semangat para peserta kegiatan ini terlihat semakin menyala. Acara berdurasi sekitar tiga jam ini mampu membuka mata dunia pendidikan Jepara pada umumnya bahwa tak ada kasta dalam berkarya. Tak ada sekat wilayah untuk mereka yang peduli bagi pengembangan literasi anak negeri.

Penulis adalah Guru SMPN 3 Kedung dan Pembimbing penulisan Buku Antologi Puisi “Kau, Aku & Seragam Biru”