JEPARA (SUARABARU.ID) – Sekolah menjadi ruang yang efektif bagi pelestarian budaya dan bahkan seni tradisi lokal. Karena itu perlu dibangun sinergitas antara satuan pendidikan dengan para seniman dan pegiat budaya untuk menanamkan kecintaan anak-anak pada seni dan budaya lokal Jepara.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara Agus Tri Harjono saat menerima pengurus Forum Pemuda Pelestari Budaya dan Sejarah (FPPBS) Jepara, Kamis (10/2-2022), yang dipimpin ketua forum. M. Dalhar. Turut mendampingi, penasehat FPPBS, Hadi Priyanto dan Mariyoto serta pengurus FPPBS Aliva Rosdiana, Adi Pratama dan Khanif Hidayatulah.S.
Menurut Agus, peranan budaya dan sejarah lokal ini sangat penting dalam membangun karakter anak-anak, termasuk menanamkan kecintaan anak-anak pada daerahnya. “Karena itu menghadirkan seni tradisi dan budaya lokal di sekolah sangat penting,” ujar Agus.
Namun ia menyadari beban kurikulum dan juga tugas adminstrasi yang harus dilakukan oleh guru sudah berat. “Karena harus dicari formula dan terobosan yang kreatif agar bisa dilakukan pelestarian budaya dan sejarah lokal dilingkungan sekolah,” ujar Agus Tri Harjono.
Karena itu ia menyambut baik usulan penasehat FPPBS Hadi Priyanto untuk menghadirkan seniman dan budayawan di sekolah untuk menebarkan inspirasi cinta budaya lokal. “Ada banyak kearifan sejarah dan budaya lokal yang tidak termuat di bahan ajar,” ujar Hadi Priyanto.
Sementara Ketua FPPBS, M. Dalhar berharap akan ada kerja sama dalam pelestarian budaya dan sejarah Jepara, termasuk dikalangan generasi muda Jepara. “Kami juga berharap bisa terbangun sinergitas dngan para pegiat budaya dan sejarah Jepara yang telah ada,” ujar M. Dalhar.
Sementara Mariyoto yang juga penasehat FPPBSJ mengusulkan agar bahasa dan tradisi Jawa yang semakin dilupakan dapat dibangkitkan kembali, termasuk dalam prosesi pernikahan dan unggah-ungguh boso.
Alvaros