blank

JEPARA (SUARABARU.ID) – Tidak sedikit para akademisi di seluruh dunia mengincar beasiswa di negara asing khususnya Jepang. Disamping keindahan alam di Jepang menjadi pertimbangan, perguruan tingginya berkualitas dengan program studi internasional, dan sistem pendidikan di Jepang berdasarkan riset. Di sisi lain, budaya Jepang penuh dengan keteladanan dan infrastrukturnya bisa dikatakan modern.

blank
Peserta pelatihan bahasa Jepang secara irtual melalui Zoom Meeting

 

Alasan tersebut mengantarkan UPT Pengembangan Bahasa Unisnu Jepara menggelar pelatihan berbahasa asing kali ke-4 dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional 2021. Kali ini tema yang diusung bertajuk “Mengenal Bahasa Jepang untuk Pemula” pada hari ini Senin (20/11-2021) secara virtual melalui Zoom Meeting. “Kegiatan ini merupakan serangkaian kegiatan UPT Pengembangan Bahasa Unisnu dalam memperingati Hari Guru Nasional pada tanggal 25 November. Ada 4 pelatihan bahasa asing yang telah dilaksanakan yaitu bahasa Korea, bahasa Arab, bahasa Perancis, dan bahasa Jepang hari ini. Selanjutnya akan menyusul tiga pelatihan bahasa,” jelas Aliva Rosdiana, S.S., M.Pd., Sekretaris UPT Pengembangan Bahasa Unisnu.

Pelatihan bahasa Jepang ini dipandu oleh M Danis Sayogo Duta Bahasa Unisnu dan Ananda Pricilla P yang diwakili oleh Alieffiya Faaricha Mahasiswa Unisnu. Aliva Rosdiana, S.S., M.Pd. Keynote Speaker sekaligus Sekretaris UPT Unisnu Jepara, dan pemateri Fatma Ariyanti sekaligus mahasiswa Unisnu Jepara turut pula mengisi acar pelatihan bahasa Jepang.

blank
Nailil Muna, S.S., M.A., mahasiswa S3 Doshisha University Jepang dan Dosen UNISSULA Semarang

Ada dua narasumber dihadirkan dalam kegiatan pelatihan bahasa Jepang yaitu Nailil Muna, S.S., M.A., dan Andika Diapari, S.Kom., M.A.

Bahasa dan Budaya Jepang

Nailil Muna, narasumber kandidat doctorate Ph.D., menyampaikan tentang prinsip dasar belajar bahasa dan budaya asing. Menurutnya, belajar bahasa dan budaya asing akan lebih mengena (meaningful learning) setelah mengenali tujuan belajar dan nilai diri dan kritis dalam mengeksplorasi bahasa dan budaya asing. “Mengetahui motivasi belajar bahasa Jepang dan alasan ingin memelajarinya itu penting untuk mempermudah seseorang memelajari bahasa Jepang. Selain itu juga berpikir kritis bisa memilah mana batasan lazim dan tidak lazim. Setelah itu mampu beradaptasi (adaptability) dan bertahan (resiliency),” terangnya.

Sementara itu, Andika Diapari, menyampaikan ada beberapa tipe beasiswa yaitu Japanese Government (Monbukagakusho: MEXT) Scholarship, Reservation Program for Monbukagakusho Honors Scholarship for Privately-Financed International Students, Local and private organization scholarships, and On-campus scholarships tuition for fee exemption or reduction system.

blank
Andika Diapari, mahasiswa Nissei Japanese Language School di Osaka Jepang

Andika Diapari mengungkapkan nilai budaya Jepang yang patut diteladani yaitu etika dan etos kerja yang tinggi meliputi ketepatan waktu, teamwork, jam kerja yang panjang dengan persiapannya, efefktifitas, dan tekanan kerja.

Sama halnya dengan budaya di negara lain, di Jepang juga terdapat etika tidak tertulis. Nailil Muna dan Andika Diapari menyampaikan bahwa etika tidak tertulis ini perlu dicermati dalam pergaulan dengan orang-orang Jepang. “ketepatan waktu, menghargai privasi, budaya bersih, tidak menerima telepon saat di kelas maupun di transportasi, dan lain-lain,” ungkap Nailil Muna.

Penguasaan bahasa Jepang juga sama dengan bahasa asing lain. “Terdapat tingkatan bahasa disebut JLPT (Japanese Language Proficiency Test), seperti TOEFL dan IELTS dalam bahasa Inggris,” ujar Andika.

Bagi Fatma Ariyanti, pemateri bahasa Jepang yang juga mahasiswa Unisnu, memberikan trik mahir bahasa Jepang bagi pemula. “Awalnya harus suka dulu dengan bahasanya dan diliputi rasa ingin tahu. Setelah terbangun niat, maka motivasi untuk tahu bahasa Jepang dan memahami artinya akan lebih mudah,” ungkapnya.

Fatma juga mengenalkan huruf Hiragana dan Katakana kepada peserta Zoom Meeting.

blank

Mempelajari bahasa asing dan memahami budayanya menjadikan seseorang mengenal siapa dirinya. “Jika kita sudah memiliki pondasi budaya asal serta agama yang baik, maka segala pengaruh budaya asing bisa kita filter. Ambil yang baik kita terapkan. Sebaliknya, hal yang tidak baik kita jadikan pelajaran, “ujar Nailil Muna.

Nailill Muna menambahkan, “kebaikan budaya Jepang adalah budaya efisensi dan tepat waktu, menghargai privasi, dan melestarikan budaya lokal perlu kita teladani, “pungkasnya.

Di akhir sesi acara, kuis disponsori oleh Emina Kosmetik bagi peserta yang bisa menjawab turut memeriahkan acara pelatihan bahasa Jepang ini.

Alvaros