blank
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menerima audiensi SOIna Jawa Tengah terkait penyelenggaraan event PeSOnas Jateng 2022, Senin (29/11/2021). (doc/ist)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Special Olympics Indonesia (SOIna) Jawa Tengah segera menggelar Pekan Special Olympics Nasional (PeSOnas) Jateng 2022.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua SOIna Jawa Tengah, Kristijani Kirana, saat menghadap Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, di ruang kerja Wagub, Senin (29/11/2021).

Kristijani menyampaikan, pihaknya akan meluncurkan ajang tersebut pada tanggal 9 Desember 2021. Nantinya, saat pembukaan, lanjutnya, akan dibagi menjadi dua acara yakni di Stadion Manahan, Surakarta, dan Api Abadi Mrapen, Grobogan.

Oleh karena itu, Wagub Taj Yasin dimohon dapat berpartisipasi dengan menyalakan obor PeSOnas yang nantinya akan dikelilingkan ke berbagai tempat itu.

“PeSOnas ini luar biasa pertama kali di Jawa Tengah, kami launching-nya di Solo dan Grobogan, gongnya Api Abadi Mrapen. Dan obor ini akan keliling tidak cuma di Jateng namun juga sampai ke Jawa Timur, Jawa Barat, dan DIY,” kata Kristijani, usai audiensi dengan Wagub.

Kristijani menambahkan, hingga saat ini jumlah peserta yang terkonfirmasi akan mengikuti ajang tersebut sebanyak 2.100 atlet. Dia mengharap 34 Provinsi di Indonesia dapat menerjunkan para atlet mereka meskipun tidak banyak.

“Sampai hari ini, yang sudah mendaftar 2.100, belum yang Jawa Tengah. Jadi alhamdulillah. Kami berharap 34 provinsi ikut serta, seberapapun mereka mengirim atlet,” tambahnya.

Mendengar hal tersebut, Taj Yasin menyambut baik PeSOnas yang akan digelar tahun 2022 mendatang. Dia menilai, ajang ini bukan hanya sebagai sarana unjuk kemampuan saja. Namun, lanjutnya, dapat menjadi momen bagi masyarakat bahwa anak Tunagrahita ini juga layak mendapatkan kesempatan yang sama.

“Kita ini dorong betul, utamanya bukan hanya di seninya, olahraganya, tapi bagaimana masyarakat itu tanggap, aware terhadap anak-anak kita yang ada di Indonesia, khususnya di Jateng,” kata Taj Yasin.

Lebih jauh, Taj Yasin mendorong agar ada diskusi untuk mencari metode yang dapat menjadi solusi bagi kesembuhan anak berkebutuhan khusus tersebut.

“Apakah ini bisa disembuhkan, kita ini sedang konsultasikan dengan beberapa dokter, siapa tahu nanti bisa disembuhkan meskipun tidak 100 persen. Tadi juga kita akan bicarakan apakah mereka sudah masuk NIK nya,”tutup dia.

Hery priyono