blank
Arum Cahyanti, S.Pd., Penulis adaah guru SMK Roudlotul Mubtadiin, Balekambang Nalumsari Jepara.

Oleh: Arum Cahyanti, S.Pd.

JEPARA (SUARABARU.ID) – Metode yang dapat di gunakan untuk mengatasi pembelajaran yang masih didominasi oleh guru salah satunya yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS). Dengan adanya model pembelajaran ini, siswa cenderung aktif untuk mengikuti pembelajaran di kelas karena semua siswa terlibat secara langsung. Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas.

Think-Pair-Share (TPS) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Dengan kata lain, model pembelajaran ini memberikan kepada siswa waktu untuk berfikir dan merespon. Ada tiga tahapan model pembelajaran yaitu thinking, pairing, dan sharing.

Pada tahap thinking (berpikir), guru memberi pertanyaan kepada siswa. Lalu siswa diberi waktu untuk berpikir mencari jawabannya. Biasanya waktu yang diberikan adalah 3 menit. Setelah tahap thinking, guru memerintahkan siswa untuk pairing (berpasangan) dengan membentuk kelompok. Siswa mendiskusikan pertanyaan yang diberikan guru dengan durasi 5-7 menit menyatukan pendapat atas jawaban yang mereka pikirkan.

Tahap terakhir adalah sharing (berbagi). Pada tahap ini, guru meminta siswa menyampaikan hasil diskusi kepada teman-temannya. Guru bisa menunjuk siswa atau masing-masing perwakilan kelompok untuk maju di depan kelas.

Cara pembelajaran model ini adalah cara efektif untuk memantik diskusi di kelas. Sebab model ini mengedepankan siswa memiliki peran aktif bersama secara berkelompok, berdiskusi, dan memecahkan masalah. Siswa dituntut untuk mengingat, menemukan, dan memahami konsep baru dalam sebuah pembelajaran. Siswa mengingat, lalu menyampaikan materi yang telah diajarkan guru kepada siswa lain dalam satu kelompoknya. Lalu, siswa lain yang masih dalam satu kelompok merespon, bertanya, dan lainnya menimpali satu sama lain. Hal ini menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan serta menumbuhkan sikap saling membantu satu sama lain.

Kelebihan model think pair share ini adalah siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran, melatih siswa bertanggung jawab, interaktif, dan menumbuhkan kepercayaan diri.

Model pembelajaran ini meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas sehingga proses pembelajaran yang terjadi tidak lagi teacher centered learning melainkan student centered learning. Banyak penelitian menggunakan metode TPS untuk mengetahui keaktifan siswa di dalam kelas.

Penulis adaah guru SMK Roudlotul Mubtadiin, Balekambang Nalumsari Jepara.