blank
ONTHELIS - Para onthelis melihat dari dekat bangunan bersejarah di Kota Tegal. (foto: dok/ist)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Komunitas Sepeda Tua Indonesia Kota Tegal (Kosti Kota Tegal), bersama Pengurus Kosti Pusat serta Presiden Bike to Work Indonesia menjelajah bangunan-bangunan tua dan bersejarah di Kota Tegal, Minggu (14/11/2021).

Rombongan menjelajah lima bangunan bersejarah di Kota Tegal, diawali dengan mengunjungi Kantor Wali Kota Tegal, jalan Ki Gede Sebayu yang pada 1825 mulai dibangun untuk pusat Pemerintahan Kabupaten pada jaman Belanda, rombongan kemudian melanjutkan ke Markas Lanal Tegal, yang dibangun pada 1914 dan pada 1960 dijadikan Pangkalan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dan cikal bakal lahirnya Marinir berasal di Lanal Tegal.

Setelah mengunjungi Lanal Tegal mengunjugi Gedung DPRD Kota Tegal yang pada awal dibangun 1898 gedung tersebut merupakan Kantor Residen, rombongan kemudian melanjutkan menjelajah Gedung Birao yang belakangan dinamai Lawang Satus dibangun pada 1913 peruntukan awal untuk Kantor Jawatan Kereta Api Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), dan kunjungan berakhir di gedung Water Leideng yang dibangun Belanda pada tahun 1917 untuk memenuhi air bersih di Kota Tegal.

Ketua Kosti Kota Tegal, Sutari menyampaikan bahwa kegiatan ngonthel menjelajahi bangunan-bangunan tua dan bersejarah Kota Tegal ini dalam rangkaian memperingati Hari Pahlawan sekaligus melihat dari dekat bangunan-bangunan bersejarah yang ada di Kota Tegal.

Ia menginginkan adanya wisata sejarah, mengenal lebih dekat bangunan-bangunan tua yang ada di Kota Tegal, tentunya dengan berkeliling menjelajah bangunan tua tersebut, minimal bisa turut mengenalkan kepada onthelis Kota Tegal.

Sutari berharap masyarakat Kota Tegal secara umum juga lebih mengenal, bangunan-bangunan tua bersejarah yang ada di kotanya, dan bisa bersama-sama turut merawat bangunan-bangunan tersebut.

Salah satu pemerhati bangunan dan sepeda tua, sekaligus Presiden Bike To Work Indonesia, Fahmi Saimima yang turut ngonthel bareng bersama Kosti Kota Tegal, menyampaikan bahwa jika dikemas dengan bagus, dengan melakukan inovasi-inovasi wisata bangunan-bangunan sejarah Kota Tegal bisa popular.

“Apalagi Kota Tegal punya gedung-gedung, seperti Gedung Birao yang memiliki histori yang sangat mendalam, bukan hanya untuk Kota Tegal, tapi juga tingkat nasional, jadi ini sangat cocok untuk jika nanti dikembangkan menjadi wisata yang berbasis budaya atau sejarah Kota,” Ujar Fahmi.

Fahmi menyampaikan jika berwisata baik bersepeda ataupun working tour sekaligus menjelajah tempat-tempat bersejarah, tentunya akan ada nilai dan pengetahuan yang didapat setelah mengunjungi bangunan-bangunan bersejarah tersebut.

Fahmi mengatakan bahwa wisata bangunan bersejarah ini jika ingin menarik minat masyarakat harus dikemas dengan baik, selain butuh senergi lintas sektoral, mengingat bangunan-bangunan bersejarah tersebut, bukan hanya milik satu instansi atau lembaga.

Nino Moebi