blank
Ganjar Pranowo saat menerima kunjungan Irjen Kemenkeu Awan Nurmawan Nuh dan rombongan dari Kementerian Keuangan, di Kantor Gubernur Jateng, Senin (8/11/2021). Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menerima kunjungan Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Awan Nurmawan Nuh, dan rombongan dari Kementerian Keuangan, di Kantor Gubernur Jateng, Senin (8/11/2021).

Dalam kunjungan itu, Ganjar dan rombongan Kemenkeu sharing terkait pengelolaan APBN dan APBD, khususnya dalam menstimulus ekonomi selama pandemi covid-19.

”Tadi Irjen Kemenkeu berkunjung, untuk memastikan governance kita tetap berjalan. Karena ini masih masa pandemi, bagaimana kita menggunakan keuangan negara dengan benar, bagaimana APBN dan APBD menstimulus ekonomi,” kata Ganjar, seusai acara.

BACA JUGA: Wakil Ketua PCNU Jepara Desak Segera Ada Kepastian Waktu Konfercab

Dijelaskan dia, dalam diskusi itu ada beberapa hal yang dibahas. Di antara problem apa yang dihadapi dalam konteks governance, dan konteks auditing system, serta bagian mana saja yang mempunyai potensi masalah.

”Tadi diungkapkan semua, bahwa penentuan harga sendiri yang berbeda. Dari waktu ke waktu kok berbeda, khususnya ketika kita beli peralatan terkait pandemi. Ini yang tadi disampaikan. Nanti akan kita tindaklanjuti dan diskusikan lagi,” jelasnya.

Ditambahkan Ganjar, intinya bagaimana mengamankan uang negara dalam kondisi pandemi seperti ini. Uang yang dikeluarkan harus bisa mendorong ekonomi tumbuh.

BACA JUGA: Respon Ansor Menggugat, Hartopo Segel 17 Tempat Karaoke

Terkait pengelolaan keuangan itu, Ganjar juga menyatakan, pentingnya keterbukaan dalam pengelolaan keuangan daerah dan pemerintah pusat. Oleh karena itu, sinkronisasi sistem antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat menjadi penting.

”Ini penting banget, sehingga semua bisa tahu dan tidak ada yang disembunyikan, karena uang negara semua harus di-disclosed, semua harus terbuka. Sinkronisasi sistem ini yang menurut saya penting, sehingga Irjen Kemenkeu datang ke sini untuk memberikan briefing, sekaligus mendapatkan masukan dari daerah,” papar dia lagi.

Menurutnya, memasuki era digitalisasi seperti saat ini, sistem e-audit sudah harus masuk. Selain memudahkan proses audit, penggunaan itu juga dapat mempercepat audit.

”Beliau ini sudah ke provinsi lain juga, dan saya kira sama problemnya. Karena situasinya memang turbulens kemarin, tidak pasti. Jadi kita mesti membuat sinkronisasi. Kalau sudah audit, saya rasa kita sudah harus masuk e-audit,” tukas Ganjar.

Riyan