blank
Webinar bertema 'Perempuan Sehat, Indonesia Sehat', yang digelar Jumat (20/8/2021) kemarin, berlangsung hangat dan penuh interaksi. Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Situasi pandemi covid-19 membutuhkan peran perempuan yang tangguh, guna menghadapi perubahan perilaku dalam kebiasaan keluarga, melalui pendidikan.

Perempuan juga perlu meneladani RA Kartini, yang memiliki sikap berani, optimistis, mandiri, dan punya tekad yang bulat.

Hal itu seperti yag disampaikan Hj Nawal Arafah Yasin, istri Wagub Jateng, dalam webinar bertema ‘Perempuan Sehat, Indonesia Sehat’, Jumat (20/8/2021).

BACA JUGA: Drs Hendro Martojo, MM Bicara Konflik Andy – Edy, Ini Nasehatnya

”Tanpa mengenyampingkan laki-laki, di tangan perempuan lah keberhasilan pendidikan anak di setiap perubahan perilaku. Perubahan perilaku ini dapat diawali dari penerapan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dalam keluarga,” kata Nawal.

Menurut Ketua BKOW Jateng itu, dalam Permenkes No 74 Tahun 2015, ada tiga strategi yang dapat dilakukan dalam Germas. Strategi pertama, pemberdayaan masyarakat dilakukan dalam rangka menciptakan kesadaran, kemauan, serta kemampuan individu, keluarga dan kelompok masyarakat.

Strategi kedua, advokasi dilakukan dalam rangka mendapatkan dukungan dalam bentuk kebijakan dan sumberdaya yang diperlukan. Ketiga, kemitraan mendukung pemberdayaan masyarakat dan advokasi, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.

BACA JUGA: Puing Pecahan Kaca di Lokasi Kecelakaan Jalur Maut Kertek Berhasil Disingkirkan

Penerapan Germas pada masa pandemi covid-19 oleh perempuan, dianjurkan olehnya, agar masing-masing keluarga melakukan aktivitas fisik selama 30 menit setiap hari, seperti olah raga, makan buah-buahan dan sayuran.

Selain itu juga, perlunya mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, serta membersihkan lingkungan sekitar, dan beberapa hal lainnya.

”Awalnya memang dirasa begitu berat, karena menjalankan segala peran itu dalam satu waktu dan ruang yang sama. Bagi perempuan, sehat adalah modal total. Fisik dan psikologis termasuk intelektual, moral, dan sosial, juga sangat penting bagi perempuan yang dianggap sebagai tiang negara,” tandas Hj Nawal.

BACA JUGA: The Dream Team, Los Galacticos, Tiki-Taka, dan “Mimpi PSG”

Sementara itu, psikolog Dr Hastaning Sakti MKes menambahkan, Indonesia memiliki landasan filosofi Pancasila dan prinsip Asah, Asih dan Asuh. Semua hal itu bagi keluarga menjadikan kekuatan, dan memberikan pengaruh positif bagi perempuan, baik sebagai ibu, istri, dan anggota masyarakat.

Sedangakn pengasuhan positif adalah, pola pengasuhan yang dilakukan orang tua dengan cara suportif, konstruktif dan menyenangkan bagi anak. Suportif berarti mendukung perkembangan, sedangkan konstrukstif yakni menghindari kekerasan dan hukuman, serta menyenangkan.

”Perempuan yang bahagia dan berkarakter mampu mengedukasi keluarga dan masyarakat, menuju Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh,” kata dosen Undip yang juga Ketua Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) Kota Semarang ini.

BACA JUGA: Kasad Pimpin Sertijab Empat Pejabat TNI AD

Pembicara lainnya, dr Nugroho SpP Mkes, yang juga Wakil Direktur RSUD Tugurejo, Semarang ini, menguraikan perkembangan covid-19. Diungkapkan dia, makin banyak orang tertular, makin tinggi peluang virus bermutasi.

Saat ini menurut dia, ada enam varian covid-19 di Indonesia, yaitu virus alpa, betha, delta, lota, eta dan kappa.

Humaini-Riyan