blank
M Nuh. Foto: dok/ist

JAKARTA (SUARABARU.ID)– Dewan Pers mengapresiasi penyelenggaraan acara bertajuk ‘PWI Bermunajat: Mengetuk Pintu Langit’, yang juga diikuti Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, secara virtual.

Acara dibuka Ketua PWI Pusat, Atal S Depari, dan tausyiah oleh Ustaz Das’ad Latief. Ikut pula dalam acara yang digelar melalui zoom meeting ini, Sekjen PWI Pusat Mirza Zulhadi dan pengurus PWI Pusat, anggota Dewan Kehormatan Ilham Bintang, serta anggota PWI dari berbagai daerah di Indonesia.

”Atas nama Dewan Pers, izinkan saya menyampaikan penghargaan luar biasa kepada PWI, yang telah mengambil inisiatif untuk melakukan acara yang sungguh luar biasa ini, ‘Bermunajat Mengetuk Pintu Langit’. Ini sebuah ikhtiar yang sungguh luar biasa,” kata Ketua Dewan Pers, M Nuh, mengawali sambutannnya.

BACA JUGA: Kabar Penusukan Nakes RSUD AMbarawa oleh Keluarga Pasien Dibantah

Dia meyakini, cara merespons kondisi turbulensi seperti sekarang, tidak bisa menggunakan logika-logika masa lalu atau usang. ”Karena covid-19 ini persoalan baru, maka approach-nya pun baru. Tentunya yang lama bisa dipakai, tetap kita pakai,” imbuhnya.

Dia juga sependapat dengan pernyataan Atal S Depari, tentang perang melawan covid-19. ”Begitu kita menyatakan perang melawan covid-19, maka jangan menjadi desersi, baik secara sosial maupun spiritual,” tegas dia.

Desersi sendiri merupakan istilah yang dipakai di dunia kemiliteran, yaitu tentara yang melarikan diri saat perang. Terkait hal ini, M Nuh menyerukan, sebisa mungkin ikut berpartisipasi perang melawan covid-19.

BACA JUGA: Kebumen Kembali Berlakukan Gerakan Sehari di Rumah, Pasar dan Toko Tutup

blank
Ma’ruf Amin. Foto: dok/ist

Sementara itu, dalam tausyiahnya, Ustaz Das’ad mengajak untuk mengambil pelajaran atau pesan moral dari kisah tiga pemuda yang terperangkap di dalam gua sempit.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam pernah mengisahkan ada tiga orang pemuda berjalan. Karena perjalanannya tiba waktu malam, tiga pemuda ini masuk ke dalam gua untuk beristirahat,” ulas Ustaz Das’ad.

Ketika mereka tidur, tanpa disadari terjadi gempa dan pintu gua pun tertutup batu. Pemuda paling senior kemudian mengajak berdoa.

BACA JUGA: Polsek Semarang Timur Tiap 2 Hari Salurkan Bansos PPKM Darurat

”Tidak ada pilihan lain. kita berusaha dulu, berikhtiar dulu, ayo dorong sama-sama satu dua tiga, nggak bisa terbuka. Kita sudah ikhitiar sudah saatnya berdoa,” kata dia bercerita.

Pemuda pertama berdoa dengan mengenang kebaikannya yang mengurusi ibunya setiap hari. Pintu gua pun bisa didorong, tapi belum bisa dilewati.

Majulah pemuda kedua berdoa. Dia memohon agar dikabulkan doanya, karena telah berhasil menghindar dosa, yaitu tidak melakukan maksiat. Pintu gua kembali bisa digeser walau sedikit.

BACA JUGA: Polres Grobogan Gandeng Mahasiswa Salurkan Bantuan Sembako

Tiba giliran pemuda ketiga. Dia memohon kepada Allah SWT, agar dikabulkan doanya, karena telah menjaga amanah. Akhirnya pintu gua terbuka lebar, dan mereka bertiga bisa keluar.

”Memang sederhana kisah itu, tapi pesan moralnya sangat kuat. Tidak ada manusia yang tidak punya masalah, apalagi bangsa Indonesia,” ungkapnya.

Ustaz Das’ad juga mengingatkan pesan Nabi Muhammad SAW, jika ingin doa cepat dikabulkan Allah SWT.

Birrul walidain, berbuat baiklah kepada kedua orangtuamu, hilangkan kemaksiatan dan kemungkaran. Selain itu pegang teguh amanah dan tanggung jawab,” tandas dia.

Riyan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini