blank
Jalur penyelamat di Jalan Raya Reco-Kertek yang sering terjadi kecelakaan maut. Foto: Muharno Zarka
blank
Idham Cholid (Ketua Umum GMPK Wonosobo). Foto: dok/ist

WONOSOBO (SUARABARU.ID)– Ketua Umum Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) Kabupaten Wonosobo, Idham Cholid, mengirimkan surat terbuka kepada Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, melalui Dirjen Perhubungan Darat di Jakarta.

Surat terbuka itu, perihal penanganan lokasi rawan kecelakaan di jalur maut Reco Parakan Temanggung-Kertek Wonosobo. Di jalan menurun tajam itu, acap terjadi kecelakaan yang memakan korban jiwa, sehingga dikenal dengan jalur tengkorak.

”Sebagai warga Wonosobo, kami memberikan apresiasi atas inisiasi penyelenggaraan Video Conference melalui Zoom Meeting dengan agenda Pembahasan Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan di Kertek, Wonosobo, oleh Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan pada Senin, 12 Juli 2021,” kata Idham dalam keterangannya di Wonosobo, Selasa (13/7/2021).

BACA JUGA: PLN Akui Kesalahannya, Usai Menghalangi Wartawan yang Hendak Meliput Kebakaran

Apalagi, lanjut dia, pembahasannya melibatkan masyarakat secara langsung. Pihaknya yang diundang secara khusus dalam pembahasan ini pun, menyampaikan apresiasinya.

”Pembahasan masalah ini sangatlah urgent dan mendesak. Bahkan sudah seharusnya menjadi prioritas kebijakan. Lebih penting lagi nanti, kebijakan itu benar-benar dieksekusi,” harap dia.

Menurut Idham yang pernah menjadi anggota DPR RI itu, untuk apa sekadar konferensi, diskusi atau bahkan turun langsung ke lapangan sekali pun, jika akhirnya hanya menjadi rekomendasi?

BACA JUGA: Gagal Bayar Tridomain Berujung PKPU, Upaya Terbaik Lindungi Kepentingan Investor

”Karena masalahnya sangat jelas. Angka kecelakaan sudah seringkali terjadi, memakan banyak korban. Dalam lima tahun terakhir saja (2015-2020), sebagaimana data dari Kanit Lantas Polres Wonosobo, ada 1.381 kejadian. Dengan korban meninggal 162 orang. Juga beberapa kejadian selama 2021 ini,” ungkapnya.

Dikatakan dia, persoalannya sangat nyata. Bahwa Jalan Nasional Buntu Pringsurat, jalur Sindoro Sumbing, Kecamatan Kertek, Wonosobo, memang Daerah Rawan Kecelakaan (DRK).

”Ini lebih disebabkan karena kondisi geografisnya, jalan berbelok dan turunan yang sangat tajam hingga pertigaan Pasar Kertek. Di sinilah titik rawannya, acap terjadi kecelakaan yang memakan korban jiwa,” ungkapnya.

BACA JUGA: Delapan Orang Tewas Akibat Runtuhnya Bagian Hotel di China

Sudah berpuluh-puluh tahun, kisah Idham, sejak dirinya masih kecil, kecelakaan sering terjadi. Ketika dulu kendaraan masih bisa dihitung dengan jari, Pasar Kertek juga belum seramai saat ini.

Apalagi sekarang, setiap saat terutama hari pasaran Kliwon dan Pahing, sudah pasti macet.

Umumnya, kecelakaan itu terjadi karena rem blong, juga karena pengemudi yang belum kenal jalur atau baru sekali melewatinya. Sebab, pengemudi yang mengalami kecelakaan maut itu, rata-rata berasal dari luar Wonosobo atau luar kota.

”Kami tahu, pemerintah sudah banyak melakukan langkah untuk menjawab persoalan ini, dengan membangun infrastruktur yang lebih memadai. Sarana prasana ditingkatkan, jalan dilebarkan,” paparnya.

blank
Benteng Takeshi sebagai pagar pengaman kecelakaan dibangun di dekat Pasar Kertek Wonosobo. Foto: Muharno Zarka

BACA JUGA: Belanja Online, ACE Beri Harga Khusus dan Hemat 50 Persen

Idham menambahkan, jalur penyelamat dibangun, meskipun sangat tidak ideal, karena hanya ada satu pada jalur sepanjang sembilan kilometer di jalan turunan, sampai di pertigaan Pasar Kertek. Di sini juga sudah disediakan Benteng Takeshi untuk pengamanan dan penyelamatan kendaraan yang mengalami kecelakaan.

”Namun dari itu semua, yang tampak hanyalah antisipasi kecelakaan semata, atau hanya untuk menjawab persoalan saat ini. Yang sebenarnya lebih diperlukan adalah, kebijakan program pembangunan yang utuh dan berkesinambungan, yakni dengan membangun infrastruktur jalan yang benar-benar memperjuangkan faktor geografis,” beber dia.

Karena itulah, pihaknya perlu menyampaikan beberapa usulan yang sangat mendesak, untuk menjadi prioritas. Antara lain segera selesaikan pembangunan lokasi Terminal Keselamatan Jalan (TKJ) di Desa Reco.

BACA JUGA: D.O EXO Akan Rilis Album Solo “Gongkam” Pada 26 Juli Mendatang

”Kendaraan besar yang akan masuk ke Wonosobo harus dicek di sini. Perlu juga memperbanyak halte keselamatan untuk cek rem dan lain sebagainya,” saran dia.

Menurutnya, perlu segera dibangun rest area yang memadai. Dalam hal ini, menurut informasi, ada sekitar 3.000 meter persegi lahan perkebunan Tambi yang telah disiapkan, dan masih bisa diperluas lagi. Lokasi itu tepatnya ada di Desa Candiyasan, Kecamatan Kertek.

”Perlunya peningkatan Sarpras Jalan Sindoro Sumbing (Sinsu), dan perlunya membuka akses Jalur Lingkar Luar (JLL) Kabelukan- Keseneng, untuk mengurangi kepadatan jalur menuju Pasar Kertek,” tandasnya.

Muharno Zarka-Riyan