blank
Data pasien positif pada portal Jepara sebanyak 1.533 orang.

JEPARA (SUARABARU.ID) – Data epidemiologi yang benar sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam pengendalian Covid-19. Salah satu data yang penting adalah total jumlah warga yang terkonfirmasi, jumlah warga yang masih positif, warga yag menjalani isolasi mandiri, warga yang dirawat di rumah sakit  dan  juga angka kematian.   Jika data keliru maka kebijakan yang diambil oleh provinsi bisa saja keliru.

Terkit dengan data jumlah pasien yang masih positif di Jepara  tanggal 29 Juni 2021,  terdapat selisih data yang sangat mencolok antara data Jepara dan data Provinsi  Jawa Tengah. Pada web Corona  Jawa Tengah,   data positif Jepara hanya 362 orang.

blank
Data pasien Jepara yng positf di portal Corona Jateng hanya 362 orang.

Sedangkan pada portal Satgas Covid – 19 Jepara yang diunggah Rabu 30 Juni 2021 dari total jumlah warga yang terkonfirmasi sejak awal pandemi sebesar 13.943 orang. Dari jumlah tersebut 11.669 orang  dinyatakan sembuh dan 741 orang meninggal dunia.

Sedangkan  jumlah warga Jepara yang masih positif pada portal Satgas Covid-Jepara pada periode yang sama  adalah sebesar 1.533 orang. Sementara  data positif Jepara yang ditampilkan pada data Jawa Tengah  hanya 362 orang. Dengan demikian terdapat selisih data positif antara Jepara dan Jawa Tengah sebanyak 1.171  orang.

Dengan data tersebut Jepara berada pada urutan ke 22 kasus positif di Jateng. Sedangkan Kota Semarang dengan jumlah kasus positif 1.388 orang berada pada peringkat pertama dan Kudus di peringkat kedua dengan jumlah positif  1.237 orang.

Sementara Jepara yang dalam portal Satgas Covid-19 diumumkan 1.533 orang  positif,  justru menempati urutan ke – 22 di Jawa Tengah. Padahal jumlah Jepara jauh  lebih tinggi dari Semarang yang menempati urutan pertama. Bahkan jika data Jepara benar, masih selisih terdapat selisih  145 orang.

Ketika selisih data ini diminta klarifikasi kepada Juru Bicara Satgas Percepatan Pennganan Covid-19 Jepara Muh Ali ia membenarkan.

“Ada perbedaan data dengan provinsi karena bridging  data  dengan provinsi di putus sejak April atau Mei. Sehingga entri atau input data Jepara ke Provinsi tidak bisa masuk,” ujarnya. Persoalan tersebut sudah dirapatkan tadi dan akan dilanjutkan besuk pagi, tambahnya.

Hadepe