blank
Pemakaman jenazah pasien Covid-19. foto:BPBD Kudus/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Bupati Kudus Hartopo menyebutkan hasil penelitian dari sampel pasien yang ada di Kudus sebagian besar merupakan varian baru Covid-19 asal India atau yang lebih dikenal varian Delta (B1617.2). Virus Corona varian ini dikenal memiliki penularan lebih cepat dari varian sebelumnya.

Hartopo mengatakan sebelumnya ada 34 sampel pasien positif Covid-19 yang diteliti oleh Universitas Gajah Mada. Alhasil dari 34 spesimen yang diteliti, 28 sampel diantaranya dinyatakan positif varian baru B.1617 dari India.

“B.1617 dari India itu. Kemarin ada 34 spesimen yang terdeteksi ada 28. Hingga kini belum diketahui asal mula varian baru tersebut,” kata Hartopo kepada wartawan usai rakor virtual dengan Kemenkes, Pangdam, Kapolda dan Gibernur Jateng, Sabtu (12/6) malam.

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, virus Corona varian delta yang pertama kali ditemukan di India lebih cepat penularannya dari virus sebelumnya. Bahkan, semua studi Institut Ilmu Kedokteran India (AIIMS) menunjukkan bahwa varian Delta Covid-19 dapat menginfeksi orang bahkan setelah mereka divaksinasi dengan satu atau kedua dosis vaksin Covid-19.

Baca juga: Hartopo; Masyarakat Kudus Tak Perlu Khawatir Varian Covid-19 Delta Asal Patuhi Prokes

Menurut Hartopo, dari hasil rakor tersebut Pemkab Kudus bersama Pemprov Jateng sudah mempersiapkan langkah kontigensi terkait permasalah penanganan untuk COVID-19 di Kudus. Upaya tersebut dilakukan agar virus varian baru yang ditemukan tidak merambah ke mana-mana.

“Kalau Cilacap kemarin dibawa dari Filipina ya, dari kapal ada indikasi di sana. Itupun hanya satu orang kena. Ini Kudus penelitian 34 ini malah terdeteksi 28,” lanjutnya

Hartopo menjelaskan sejumlah langkah pemerintah dilakukan guna memutus penyebaran virus Covid-19 varian baru tersebut. Di antaranya menerapkan mikro lockdown hingga menyiapkan tempat isolasi mandiri terpusat yang ada di Kudus.

“Perintahnya Lockdown mikro. Lockdown mikro ini bagaimana pemetaannya akan berkoordinasi lebih lanjut,” jelasnya.

Selain itu, kata Hartopo, Pemkab Kudus juga akan menyiapkan isolasi pemusatan dulu. Hanya saja, ada kendala yang harus dihadap diantaranya kekurangan dari SDM, serta Sapras. “Rusunawa sudah siap. Tapi tenaga ini harus perlu ada suplai dari provinsi dan pusat. Kita penekanan ke mikro zonasinya,” ungkapnya.

Hartopo mengaku kesadaran masyarakat Kudus menerapkan protokol kesehatan sudah baik, karena masyarakat yang beraktivitas di luar rumah selalu memakai masker. Fasilitas tempat cuci tangan juga mudah dijumpai serta banyak kelompok masyarakat ikut peduli memberikan edukasi agar selalu bermasker dan menjaga jarak.

Ia berharap masyarakat yang paham dengan protokol kesehatan untuk memberikan pemahaman kepada warga di sekitarnya yang dinilai belum begitu paham, termasuk cara penularan virusnya agar masyarakat mengerti tentang pencegahan penyebaran virus corona tersebut.

“Ini kita tadi OTG perlu waspadai. Setiap orang perlu kita waspadai karena pada dasarnya orang kadang-kadang, aku selalu pakai masker tapi perlu diwaspadai,” pungkas Hartopo.

Tm-Ab