JEPARA (SUARABARU.ID) – Penambahan warga Jepara yang terkonfirmasi Covid-19 setiap hari pada bulan Juni 2021 sunguh mencemaskan. Sebab hanya dalam waktu 12 hari sejak tanggal 1-12 Juni angkanya bertambah 1.840 orang hingga Jepara tembus ke angka 10.013 orang.
Sedangkan warga Jepara yang meninggal dengan status probabel dan positif Covid-19 pada periode 1 Juni -13 Juni hingga jam 09.00 Wib mencapai 100 orang dari 331 orang yang meninggal dalam tahun 2021. Sementara total warga yang meninggal sejak pandemi muncul di Jepara adalah 553 orang.
Yang lebih mencemaskan angka positivy rate harian Jepara pada bulan Juni rata-rata diatas 40 %. Sedangkan patokan WHO dan Nasional hanya 5 %. Juga angka reproduksi yang menampilkan data adanya potensi besar penyebaran virus di Jepara.
Disamping itu ada kekawatiran dari sejumlah kalangan, peningkatan kasus di Jepara ini diduga karena ada varian baru dari India yang telah masuk ke Jepara seperti di Kudus. K yang ditemukan setelah dilakukan pemeriksaaan Whole Genome Sequencing ( WGS) SARS – CoV-2 di Fakultas Kedokteran UGM. Pemeriksaan WGS tersebut menggunakan metode Amplicon – based.
Kemungkinan itu ada dan besar sebab sifat virus ini memiliki tingkat penyebarabn yang cepat dan mudah. Apalagi selama ini tidak ada penyekatan antara Kudus dan Jepara dan pertama kali kasus Jepara meledak di dua wilayah perbatasan, Mayomng dan Nalumsari
“Indikator lain adalah banyaknya hasil pemeriksaan laboratorium dengan CT dibawah 25. Harusnya kasus seperti ini oleh DKK dikirim ke FK UGM untuk diperiksa guna mengetahui varian apa dan dari mana yang kini berkembang di Jepara. Tujuannya untuk pencegahan agar tidak semakin meluas,” ujar ujar seorang dokter senior yang telah purna.
Berharap Ganjar Turun
Sementara pegiat budaya Tigor Sitegar tetap bersikukuh pada usulannya bahwa untuk dapat mengendalikan kasus di Jepara, harapan kami Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Pangdam dan Kapolda Jateng untuk segera turun langsung ke Jepara. Bukan hanya memantau secara virtual“ Jangan sampai turun setelah kejadian seperti Kudus,” ujarnya.
Disisi lain kepada Bupati Jepara juga diharapkan bersedia melakukan evaluasi atas kinerja para pembantunya di bidang penanganan Covid-19, khususnya kesehatan.
“Jika memang dipandang kurang mampu saya pikir pak Bupati memiliki staf yang lebih kompeten dan bkan hanya menyajikan data-data ABS. Disamping itu perangkapan jabatan Kepala Puskesmas Mlonggo dan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit juga sangat memberatkan. Perkembangan kasus Mlonggo cukup signifikan dan Kabid P2P di DKK adalah panglima perang melawan Covid-19,” ujar Tigor Sitegar.
Dalam suasana darurat seperti ini perangkapan jabatan bukanlah keputusan yang baik. Apalagi sudah lebih 3 bulan, tambahnya
Hadepe