SEMARANG (SUARABARU.ID)– Usai libur Lebaran, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah segera mengambil tindakan tegas sebagai evaluasi. Di antaranya, menutup sejumlah objek wisata di tujuh kabupaten/kota, serta mewaspadai adanya klaster tempat wisata dan keluarga.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya telah menutup objek wisata di tujuh wilayah pada libur Lebaran kali ini.
”Banyak bupati, wali kota yang menutup tempat wisata. Yang jelas ada di tujuh kabupaten/kota,” kata Ganjar, usai rapat dengan Presiden RI Joko Widodo, bersama seluruh kepala daerah secara virtual, di Ruang Rapat Gedung A Lantai 2 Kantor Gubernur, Senin (17/5/2021).
BACA JUGA: Jepara Perketat Arus Balik, Penumpang Bus Dibatasi 50 Persen
Tujuh daerah yang menutup tempat wisatanya yaitu, di Kabupaten Magelang, Kebumen, Wonogiri, Demak, Kabupaten Semarang, Batang, dan Kota Pekalongan. Penutupan itu untuk mengantisipasi penyebaran covid-19. Terlebih, ada objek wisata yang pengunjungnya membludak, sehingga sulit menerapkan protokol kesehatan.
Ditambahkan dia, dari total 690 Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Jateng, sebanyak 672 DTW telah melaporkan, dengan rincian 494 DTW buka saat libur Lebaran, dan 178 DTW ditutup.
Selain tujuh kabupaten/kota menutup tempat wisata, ada juga 13 kabupaten/kota menutup sebagian DTW. Meliputi Blora, Brebes, Cilacap, Karanganyar, Kendal, Klaten, Kabupaten Pekalongan, Pati, Pemalang, Sragen, Wonosobo, Kota Magelang, dan Kota Surakarta.
BACA JUGA: Faith Abe Tanaya Beri Kado Spesial untuk Ganjar Pranowo
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo menyampaikan, usai libur Lebaran, pihaknya mewaspadai tempat wisata dan pertemuan keluarga, karena banyak keluarga yang melakukan kumpul bersama saat Lebaran.
Pihaknya melakukan antisipasi klaster tempat wisata dan keluarga itu, dengan berbagai upaya. Salah satunya melakukan testing. Pihaknya juga memberikan bantuan alat rapid test antigen kepada beberapa kabupaten dan kota.
”Saya minta untuk melakukan testing pada pengunjung tempat wisata dan lainnya, yang berpotensi terjadinya kerumunan. Semoga tidak terjadi peningkatan,” tandas Yulianto.
Riyan-Sol