blank
Penjual sayuran di depan Pasar Sruni Alian Kebumen, melayani pembeli menjelang berbuka Puasa.(Foto:SB/Komper Wardopo)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – JIKA bulan Ramadan 1442 Hijriyah ini anda berada di Kebumen, sempatkan mencicipi sensasi takjil dan kuliner rakyat di kawasan Pasar Sruni,  Desa Bojongsari,  Kecamatan Alian.

Hanya sekitar tiga setengah kilometer dari pusat kota Kebumen ke timur. Masyarakat lokal lebih suka menyebut Pasar Bandung Sruni. Maklumlah, kawasan pasar itu diapit dua desa.  Yaitu Desa Bandung, Kecamatan Kebumen, dan Dusun Sruni, Desa Bojongsari, Kecamatan Alian.

Kawasan pasar rakyat itu selalu ramai karena di dekat pertigaan. Pun dilalui jalan tembus Kebumen-Padureso-Wonosobo lewat Wadaslintang, Kebumen-Poncowarno, dan Sruni-Wonosari- Kebumen. Sejak beberapa tahun terakhir semakin berkembang pula menjadi kawasan bisnis baru.

Bahkan lima tahun terakhir Pasar Sruni makin moncer sebagai pusat kuliner sore dan malam hari. Apalagi setiap Ramadan, sejak Pukul 16.00 sepanjang jalan depan Pasar Suni hingga melebar ke arah barat, utara dan timur, terus bertambah penjual takjil, pedagang kaki lima (PKL), kios hingga pertokoan modern.

blank
Tiga perempuan penjual makanan sedang menungu pembeli di depan Pasar Sruni.(Foto:SB/Komper Wardopo)

Menu takjil dan kuliner Ramadan yang tersedia  tergolong lengkap.  Harganya pun murah meriah. Mulai jajanan pasar, aneka minuman, sayuran, lauk pauk hingga tersedia pepes nila, pepes ikan kembung, gorengan.

Pun tersedia makanan yang disukai anak-anak hingga orang tua, seperti cilok, gorengan, batagor, sosis bakar, cimol, cireng, bakwan kawi, sempolan, bakso ayam hingga aneka es dan wedang ronde.

Tentu menu dan kuliner standar sangat beragam. Bahkan ada kuliner khas soto sapi Pak H Sukir yang legendaris, soto Tamanwinangun, bakso dan mi ayam, masakan padang hingga ayam bakar.

Selama Ramadan penjual takjil dan kuliner rakyat ini semakin berjubel hingga nyaris menutupi jalan sepanjang depan Pasar Sruni hingga radius lebih dari 300 meter. Usaha lain pun bertumbuhan, termasuk pertamini dan ritel modern.

Desa Berinovasi

Menurut tulisan Nailul Hidayat, penataan kuliner sore Pasar Sruni itu semakin apik berkat kucuran Dana Bantuan Keuangan Desa Berinovasi 2019 Desa Bojongsari. Tujuannya memberi  kesempatan kepada rumah tangga miskin untuk berjualan di kawasan kuliner pasar desa tersebut.

blank
Pertigaan sebelum Pasar Sruni Alian Kebumen, berkembang menjadi kawasan bisnis dan pertokoan.(Foto:SB/Komper Wardopo)

Belakangan sepanjang jalan pertigaan Pasar Sruni pun semakin menggeliat sebagai kawasan bisnis modern sekaligus kaki lima. Mulai apotik, mini market, pertokoan, hingga rumah makan telah berdiri.

Pedagang kaki lima lebih banyak berjubel memenuhi halaman depan Pasar Sruni hingga jalan di depannya. Seperti Ramadan kali ini, mendekati buka bersama pembeli terus berdatangan membeli takjil di Pasar Sruni.

Tato (39) pedagang sempolan asal Desa Klapasawit Kecamatan Buluspesantren mengaku sudah tiga tahun berjualan di Pasar Sruni. Hasilnya pun lumayan. Demikian pula Nastur (50), pedagang bakso ayam keliling asal Desa Candiwulan, Kebumen, setiap sore menjelang berbuka Puasa ikut mengais rezeki di depan Pasar Sruni.

Sebenarnya lokasi Pasar Sruni kurang ideal karena dekat Jembatan Sungai Kedungbener dan di bantaran sungai. Apalagi Jembatan Sruni di dekat pasar telah dinaikkan untuk menghindari banjiir.

Namun justru lokasinya yang sempit dan jalan menanjak dipenuhi kios serta PKL membuat suasana Pasar Sruni dan kuliner sore Ramadan menjadi khas. Kalau toh ada yang perlu dipoles yakni dari sisi higienis dan tetap harus penerapan protokol kesehatan.

Demikian pula sebaiknya para pedagang makanan dan kuliner rakyat perlu menjaga kebersihan dagangannya. Paling tidak dasaran jajanan dan makanan perlu ditutup. Jajanan makanan dan minuman sebaiknya dibungkus plastik agar lebih steril.

Potensi lain Desa Bojongsari sendiri merupakan desa tua di Kebumen. Bahkan Sruni tercatat sebagai salah satu daerah Brang Kulon, bagian dari kekuasaan dinasti Majapahit dan Mataram. Menurut Babad Sruni, konon sekitar tahun 1700-an sudah ada sosok Bupati Kertinegoro sebagai Bupati Sruni dan menjadi salah satu cikal bakal daerah Kebumen.

Bila penggalan keunikan sejarah Sruni ini diangkat, dipadukan dengan perkembangan pusat kuliner dan bisnis, tidak menutup kemungkinan menjadi wisata kuliner dan wisata sejarah tempo doeloe. Nah, mumpung  masih awal Ramadan ayo nikmati sensasi takjil dan kuliner sore Pasar Sruni.

Komper Wardopo