blank
Banjir melanda 5 kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Memutuskan hubungan darat Jatiroto-Sidoharjo-Nguntoronadi.

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Banjir dan longsor melanda 9 desa di 5 kecamatan Kabupaten Wonogiri. Menggenangi 19 rumah, satu sekolah dan puluhan hektare (Ha) tanaman pangan.

Banjir air berlumpur merusak puluhan hektare (Ha) lahan sawah, menyebabkan ambrolnya bangunan talud penguat tebing, dan merusak setidak-tidaknya dua jembatan di ruas jalan antardusun.

Bencana banjir ini menjadi viral, karena rekaman videonya diunggah di jejaring media sosial (Medsos). Dibarengi penyampaian pesan agar masyarakat tidak melewati sejumlah lokasi yang kebanjiran.

Warga menyatakan, pemicu banjir karena hujan deras yang turun dalam tempo lama. Menjadikan air meluap ke persawahan, perkampungan, menggenangi rumah dan jalan.

Lima Kecamatan
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, semalam, menyatakan, tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir dan tanah longsor tersebut.

blank
Banjir menggenangi rumah warga, persawahan, ruas jalan di 5 kecamatan di Kabupaten Wonogiri.

Lima kecamatan yang dilanda banjir dan tanah longsor, terdiri atas Kecamatan Jatiroto, Jatisrono, Sidoharjo, Jatipurno dan Nguntoronadi. Di Kecamatan Jatiroto, melanda Kelurahan Jatiroto Kota dan Desa Pesido.

Luapan air Sungai Janggan yang berlumpur, menggenangi areal persawahan petani di Kelurahan Jatiroto dan Desa Pesido serta kompleks gedung SMK Negeri 1 Jatiroto.

Dari Desa Pesido, Jatiroto, dilaporkan ada sebuah mobil warga yang terseret banjir dan sebuah rumah terendam 0,6 Meter. Tapi tidak menimbulkan korban jiwa.

Bencana Longsor
Di Kecamatan Jatisrono banjir melanda 3 desa, yakni Desa Rejosari, Watangsono dan Sambirejo. Sebuah rumah warga di Dusun Tejosari, Desa Rejosari, tergenang banjir.

Di Desa Watangsono, Jatisrono, banjir telah memicu terjadinya bencana longsor. Dampaknya, merusak rumah rumah milik Ratman dan talud serta teras depan rumah Darsono.

Jembatan di ruas jalan antardusun Desa Sambirejo, Kecamatan Jatisrono, rusak karena tergerus banjir Sungai Cobo. Banjir juga merusak lahan persawahan milik petani.

Di Kecamatan Sidoharjo, setidak-tidaknya 11 rumah warga di Desa Sempukerep dan Tempursari terendam banjir. Jembatan antardusun juga rusak karena dihantam rumpun bambu yang terseret banjir.

blank
Luapan banjir menggenangi setidak-tidaknya 19 rumah warga, satu sekolah, puluhan Ha lahan pertanian, dan merusak dua jembatan.

Dampak banjir di Kecamatan Jatipurno, menyebabkan ambrolnya talud jalan sepanjang 10 Meter dan tinggi 8 Meter di Dusun Blimbing RT 1/RW 3 Desa Kopen.

Merendam Rumah
Dari Kecamatan Nguntoronadi, banjir merendam 5 rumah warga di Dusun Kedung Bendo, Desa Ngadipiro. Banjir Sungai Keduwang ini, juga menggenangi persawahan dan ruas jalan kampung.

Upaya penanganan darurat dilakukan oleh warga, pamong desa bersama para relawan Desa Tangguh Bencana (Destana) dan relawan dari Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB).

Begitu hujan reda, genangan banjir bernagsur surut. Tapi warga terdampak di Kecamatan Sidoharjo dan Nguntoronadi, semalam masih mengungsi.

Upaya pemulihan sebagai tindak lanjut penanganan darurat, akan dilakukan Jumat (2/4) pagi ini, dengan melakukan koordinasi bersama dinas terkait, Kantor Kecamatan serta Desa.

”Karena kemarin keburu malam dan kondisinya masih gerimis,” jelas Bambang Haryanto. Bantuan logistik diberikan oleh BPBD kepada para korban.

Bambang Pur