SEMARANG – Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 223 Unissula yang dibimbing Dr Marno Nugroho melaksanakan webinar di Dukuh Wates Rt 01/Rw 06 Desa Kranggan Kecamatan Tersono Batang. tema yang diangkat vaksinasi Covid-19 dan kemaslahatan vaksinasi prespektif agama (19/3).
Narasumber dokter M Arif Rida MMR menjelaskan bahwa setiap virus baru yang mewabah pasti akan memakan korban yang tidak sedikit. “Setiap virus baru yang kemudian mewabah di suatu wilayah, pasti menelan banyak korban. Sebabnya tubuh kita belum memiliki ketahanan atau sistem anti bodi terhadap virus tersebut. Akhirnya memang dalam melawan wabah seperti saat ini, yang menang apa virusnya atau kita, tubuh kita dapat menang melawan virus tersebut atau tidak”, ujar alumni Fakultas Kedokteran Unissula tersebut.
Masih menurut Dirut RSU PKU Gubug Grobogan tersebut bahwa angka kesembuhan pasien yang terjangkit Covid di Indonesia cukup tinggi, namun tidak bagi usia lanjut. Dikahawatirkan bila yang muda-muda terjangkit Covid kemudian menulari yang tua akan lebih berbahaya.
Ia menegaskan untuk memutuskan suatu vaksin hingga diperbolehkan untuk digunakan itu prosedurnya tidak main-main. Banyak pembahasan, persetujuan, dan kajian dalam medis yang dilakukan secara terus menerus dengan begitu mendalam sebelum suatu kebijakan itu dikeluarkan dan di bolehkan. Termasuk menjadi bahan pertimbnagan atas kebijakan tersebut, tidak lupa hasil telaah diskusi dari para ulama mengenai hukum kemaslahatannya.
Narasumber lain Dr Agus Irfan menyatakan bahwa seorang muslim tidak boleh bersikap acuh tak acuh, berpangku tangan seolah kematian adalah takdir semata kemudian justeru merugikan orang lain. Dalam hirarki kemaslahatan dalam Islam keselamatan jiwa menjadi hal penting.
“Hal itu penting untuk diperhatikan seorang muslim. Maka sudah selayaknya selayaknya kita bersikap preventif dalam situasi wabah seperti saat ini. Vaksinasi yang dicanangkan oleh Pmerintah juga telah mendapatkan sertifikasi halal dan pengakuan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), meski selalu ada oknum yang membesar-besarkan hal-hal yang bertolak belakang”, pungkas dosen Fakultas agama Islam Unissula tersebut.