blank
Istri Wagub Jateng Hj Nawal Nur Arafah Taj Yasin, bersama dengan ibu-ibu Jaga Gawang Aswaja dan JP3M, menyaksikan rumah yang roboh akibat longsor. Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Istri Wakil Gubernur Jawa Tengah, Hj Nawal Nur Arafah Taj Yasin, bersama ibu-ibu Jamaah Gabungan Garwa Kiai dan Wanita Semarang Ahlussunnah Waljamaah (Jaga Gawang Aswaja), dan Jam’iyah Perempuan Pengasuh Pesantren Mubalighot (JP3M), menyalurkan bantuan untuk korban tanah longsor di Perumahan Trangkil Indah, Gunungpati, Semarang, belum lama ini.

Nawal Taj Yasin beserta para donatur, menengok langsung korban longsor di Bukit Manyaran Permai, Kecamatan Gunung Pati.
Pengurus Jaga Gawang Nyai Hj Umfaizah Said AlMasyhad menjelaskan, total ada 16 keluarga yang terdampak. Mereka tinggal di Blok T dan U.

Menurut pengasuh Ponpes Raudlatus Saidiyyah, Kalialang, Gunungpati itu, di Trangkil terdapat 23 kepala keluarga dan satu mushala yang menjadi korban tanah longsor.

BACA JUGA: Masih Masa PPKM, Even Hari Jadi Kabupaten Grobogan Dilakukan Sederhana

blank
Secara simbolis korban tanah longsor menerima bantuan berupa sembako, pakaian pantas pakai dan peralatan ibadah. Foto: dok/ist

Kemudian di Perumahan Bukit Manyaran Permai (BMP) 16 KK, Kalialang 3 KK, Ndesel 3 KK, Pongangan 6 KK dan Siroto 7 KK. ”Mereka butuh bantuan,” kata Nyai Hj Um.

Bantuan yang diberikan berupa sembako, pakaian pantas pakai dan peralatan ibadah. ”Ini dari swadaya semua. Terkumpul dari anggota,” tambah dia.

Dalam kunjungannya itu, rombongan melihat langsung lokasi longsor. Mereka kaget saat menengok Mushala Nur Fattah di Trangkil Baru, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, yang hampir roboh.

BACA JUGA: Mendesak Perdes Pengelolaan Sampah, Peringati HPSN, Warga Tututp TPS Liar

”Masya Allah, sangat memprihatinkan. Ada mushala yang hampir roboh. Nanti akan kami komunikasikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Sosial,” kata Nawal.

Sementara itu, Kepala Kelurahan Sukorejo, Wiwoho Sugihartono menjelaskan, bangunan mushala itu terkena longsor sekitar dua pekan lalu, setelah hujan deras mengguyur dua hari berturut-turut pada 30-31 Januari 2021. Selain mushala, 23 rumah longsor. Sebanyak delapan rumah di antaranya hancur, tidak bisa ditinggali lagi.

”Warga ada yang kontrak, ada yang tinggal di rumah keluarga yang lain. Untuk laki-laki, rata-rata tidur di tenda milik BPBD. Ibu dan anak mengungsi ke keluarga terdekat atau kontrak sementara,” jelas Wiwoho.

Menurutnya, kejadian yang sama pernah terjadi pada 2014 lalu. Kondisi tanah yang labil, menjadi penyebab terjadinya longsor. ”Tanahnya ini labil, strukturnya lembek. Tahun 2014 sudah pernah terjadi. Ini yang kedua kali,” ungkap dia.

Acara diakhiri dengan doa bersama, dipimpin Pengasuh Ponpes Roudlotus Saidiyyah Kalialang, KH Said AlMasyhad. Hadir pada kesempatan itu, pengurus Baznas Kota Semarang Hj Aminah Hadlor, Dr Hj Arikhah Imam Taufiq serta Hj Gatyt Sari Khodijah.

Riyan-Sol