KUDUS (SUARABARU.ID) –Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Abdul Wachid mendesak pemerintah untuk memperhatikan nasib petani pascabanjir. Dipastikan, petani korban banjir akan kesulitan untuk mendapatkan bibit dan pupuk bersubsidi.
Hal tersebut disampaikan Wachid saat menyerahkan bantuan banjir di Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, (3/2).
“Saya minta Pemkab hingga Pemerintah Pusat memikirkan nasib petani yang jadi korban banjir,”tandas Wachid.
Anggota Komisi XIII tersebut menambahkan, bencana banjir yang melanda Kudus dan Jepara, dipastikan juga membuat ribuan hektar areal persawahan ikut terendam. Akibatnya, banyak petani yang akan mengalami gagal panen akibat bencana tersebut.
Untuk kembali melakukan tanam, para petani harus mengeluarkan biaya ekstra untuk pengolahan lahan dan pembelian bibit.
Sementara, untuk kebutuhan pupuk, petani dipastikan juga akan kesulitan karena jatah pupuk subsidi yang mereka peroleh dari Kartu Tani hanya bisa untuk sekali tebus.
“Untuk pupuk bersubsidi yang diperoleh lewat Kartu Tani, alokasinya hanya untuk sekali. Jadi, ini akan menjadi persoalan tersendiri bagi petani korban banjir,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Wachid, pihaknya mendesak pemerintah melakukan langkah-langkah strategis untuk membantu petani.
Selain harus ada bantuan benih, harus ada keringanan soal soal pemberlakuan Kartu Tani agar petani korban banjir bisa mengakses pupuk bersubsidi lagi.
“Saya akan mendesak pemerintah untuk memberi keringanan soal Kartu Tani agar petani korban banjir bisa menanam lagi,” ujarnya.
Sementara, hingga Rabu (3/2), genangan banjir yang melanda sejumlah desa di Kudus masih belum kunjung surut. Tercatat beberapa desa di Kecamatan Kaliwungu, Mejobo, dan Jati masih tergenang banjir yang berasal dari luapan sungai.
Selain merendam pemukiman, ratusan hektar lahan pertanian juga ikut terendam. Beberapa diantaranya dipastikan gagal panen lantaran telah terendam hingga seminggu lebih.
Tm-Ab