blank
Pembuatan media tanam hidroponik dari limbah

KENDAL,(SUARABARU.ID) – Mahasiswa KKN TIM II UNDIP, Siti Naili Hanifah telah melaksanakan program pertamanya yaitu  Produksi Tanaman Hidroponik Murah dan Ramah Lingkungan. Ia menerapkan program itu   bersama dengan warga Desa Sukolilan RT 03 RW 01 Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Ia dibimbing oleh Daud Samsudewa, S. Pt., M. Si., Ph. D

Kegiatan tersebut dilakukan guna membantu masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid 19. Banyak masyarakat desa yang kehilangan pekerjaan akibat masa pandemi ini, sehingga perlu adanya terobosan untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan pendapatan keluarga.

Menurut  Khamid, Ketua RT  03 RW 01 Desa Sukolilan, pelatihan pembuatan tanaman hidroponik ini sangat bagus diterapkan di masyarakat, khususnya RT 03 RW 01 desa Sukolilan. Sebab banyak warga yang belum tahu tentang tanaman hidroponik.

Siti Naili Hanifah dalam penjelasannya kepada warga  menyatakan, selama ini masyarakat menganggap bahwa tanaman hidroponik hanya dapat dilakukan dengan menggunakan paralon, padahal banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk membuat tanaman hidroponik. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan styrofoam bekas makanan dan aqua gelas bekas.

blank
Siti Naili Haifah, mahasiswa KKN Undip di Sukolilan Kendal beserta peserta pelatihan.

Menurut Siti Naili Hanifah, styrofoam tersebut berfungsi sebagai wadah air nutrisi, sedangkan aqua gelas bekas berfungsi sebagai tempat media tanam. Bahan – bahan lain yang digunakan yaitu air nutrisi mineral AB Mix, kain flanel, benih sayuran dan rockwool. Bahan tersebut sangat mudah ditemukan di toko pertanian dengan harga terjangkau.

Harapannya hasil panen dari kegiatan tersebut dapat dipasarkan secara offline atau online, sehingga perolehan yang dihasilkan dapat dijadikan modal kembali untuk membuat tanaman hidroponik lagi. Selain itu, kegiatan ini dapat dikembangkan menjadi peluang yang menguntungkan dalam memulai suatu usaha secara mandiri, sederhana, murah dan berkualitas.

Pelatihan pembuatan tanaman hidroponik ini akan ditindaklanjuti dengan melakukan pendampingan setiap 2 minggu sekali. Pendampingan tersebut akan diikuti oleh kelompok binaan yang telah dibentuk, yaitu terdiri dari 3 orang.

Selain itu, Naili juga telah melaksanakan program keduanya yaitu “Mengulik Khasiat Cangkang Telur ” bersama dengan remaja Desa Sukolilan RT 03 RW 01 Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal.

Cangkang telur yang selama ini menurut Siti Naili Hanifah  hanya dibuang dengan begitu saja. Padahal bisa   dimanfaatkan untuk membuat masker wajah sehingga dapat mengurangi limbah sampah. “Kandungan kalsium dan mineral dalam cangkang telur dapat membuat kulit tampak lebih cerah,” ujar Siti Naili Hanifah

Pelatihan pembuatan masker berbahan alami menggunakan alat dan bahan berupa cangkang telur yang sudah dibersihkan dan dikeringkan, blender untuk mengubah cangkang telur menjadi tepung/bubuk, dan plastik kit untuk mengemas bubuk cangkang telur menjadi sebuah produk.

Pelatihan tersebut dipraktekkan bersama 4 orang remaja desa Sukolilan, mulai dari pembuatan tepung/bubuk cangkang telur hingga pengemasan. Setelah itu, peserta melakukan testimoni produk dan pengembangan program dengan mencoba melakukan distribusi produk masker baik secara offline maupun online.

Harapannya, perolehan yang dihasilkan dari penjualan produk tersebut dapat dijadikan modal kembali untuk membuat masker berbahan alami dari cangkang telur. Selain itu, kegiatan ini dapat dikembangkan menjadi peluang yang menguntungkan dalam memulai suatu usaha secara mandiri, sederhana, murah dan berkualitas.

Hadepe – SNH