blank
Ganjar Pranowo melihat calon penumpang kereta api yang melakukan rapid test di Stasiun Tawang, Semarang, Kamis (30/7). Foto: heri priyono

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang sudah menyampaikan kepada warganya, untuk tidak mudik dulu saat Hari Raya Idul Adha, tetap menyempatkan diri memantau, dan mengantisipasi kedatangan para pemudik.

Seperti yang dilakukannya pada Kamis (30/7/2020) siang, saat mengecek Stasiun Kereta Api Tawang Semarang. Siang itu Ganjar sengaja melihat situasi dan kondisi terkini Stasiun Tawang, untuk memastikan kemungkinan adanya peningkatan jumlah penumpang saat libur Idul Adha, yang disertai long weekend.

Selama pantauan di Stasiun Tawang, Ganjar belum menemukan adanya peningkatan jumlah penumpang secara signifikan. Baik yang tiba di Stasiun Tawang maupun yang hendak berangkat ke luar Kota Semarang.

BACA JUGA : KUA PPAS 2021 Akhirnya Disetujui Dewan

Ganjar juga melihat proses rapid rest calon penumpang di Posko Pencegahan Covid-19 di Stasiun Tawang. Diketahui, untuk hari ini baru ada sekitar 73 orang yang rapid rest di tempat itu. Kota tujuan calon penumpang juga beragam, seperti ke Jakarta dan Surabaya.

Ganjar mengatakan, beberapa antisipasi terkait kemungkinan peningkatan warga mudik, juga sudah disiapkan. Dinas Perhubungan sudah memberikan laporan ada sekitar tujuh titik yang menjadi perhatian. Tujuh titik itu termasuk daerah strategis, sepeti tempat wisata dan juga daerah rawan macet.

Kesiapan itu juga dikoordinasikan dengan Polda Jateng, yang saat ini sendang menggelar operasi patuh hingga 2 Agustus mendatang.

blank
Gubernur memantau Stasiun Tawang, untuk memastikan kemungkinan adanya peningkatan pemudik di saat libur Idul Adha. Foto: heri priyono

Terus Standby
”Tidak usah mudik dulu deh, apalagi kemarin kan Jakarta merah lagi. Tapi kita sudah cek, kita sudah siapkan, prediksinya kurang lebih 20 persen kenaikannya. Dinas Perhubungan sudah lapor kepada saya, kepolisian sudah menyiapkan. Jadi lebih pada antisipasi itu saja,” ujar dia.

Menurut Ganjar, pola mudik itu biasanya kalau yang musim akan pulang atau mudik setelah Shalat Id atau berkurban. Sedangkan untuk non-Muslim akan mudik lebih dulu, sehingga prediksi puncak mudik Idul Adha diperkirakan Kamis (30/7/2020) malam.

”Misal warga yang tinggal di Jabodetabek atau dari Jawa Timur mau ke Jawa Tengah, dia berkurban dulu di situ, shalat dulu di situ, baru pulang. Kemungkinan untuk yang non-Muslim akan jalan dulu. Jadi kita menghitung mulai dari sore ini, sampai dengan malam nanti. Itu kira-kira puncaknya. Maka sudah dari beberapa hari yang lalu, teman-teman saya minta untuk standby,” jelasnya.

Sejumlah Titik
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Jateng, Satriyo Hidayat menambahkan, Idul Adha tahun ini bertepatan juga dengan long weekend. Hanya saja, beberapa waktu lalu ada warga yang tinggal atau kerja di luar Jateng, tidak bisa mudik pada Lebaran Idul Fitri. Segmentasi pemudik Idul Adha ini diprediksi lebih banyak menengah ke atas.

”Kemungkinan tahun pemudik Idul Adha ada peningkatannya. Tetapi segmennya menengah ke atas. Jadi yang baru mudik pada Idul Fitri kemarin baru sekitar 40 persen. Sekarang ini ada waktu yang dia bisa ke Jateng, tetapi juga tidak terlalu banyak,” imbuh dia.

Satriyo menjelaskan, titik yang menjadi perhatian dalam mengantisipasi kenaikan jumlah kendaraan, tersebar di tempat strategis sepeti daerah wisata dan juga daerah rawan macet. Misalnya di Sayung, Demak, ada tiga petugas Dishub yang ditugaskan secara bergantian.

Kemudian di Simpang Hanoman Kota Semarang, karena ada pengeprasan sudut kemiringan badan jalan ke arah kota. ”Kemudian ada di Brebes untuk antisipasi kemacetan. Begitu juga di Bawen, tepatnya simpang Terminal Bawen. Daerah Dieng, dan lainnya,” tukasnya.

Heri Priyono-Riyan