blank
Keterangan Foto : Rerumputan di alam terbuka di dataran tinggi Dieng Wonosobo mulai terlihat diselimuti embun es. Foto : SB/dok

WONOSOBO(SUARABARU)-Fenomena alam embun es di dataran tinggi Dieng Banjarnegara dan Wonosobo muncul dua hari berturut-turut. Namun, hari ini Sabtu (25/7) embun es lebih tebal dibanding hari sebelummya dan suhu minus 3 derajat celsius.

“Embun es hari ini lebih tebal dari hari kemarin (Jumat, 24/7). Yang terdampak pun lebih luas. Hanya masih di sekitar kompleks Candi Arjuna,” kata salah seorang warga Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Hasta Priyandono.

Hasta sempat mengukur suhu dengan menggunakan thermometer. Hasilnya, suhu di kompleks Candi Arjuna Dieng minus 3 derajat celsius. Namun, saat diukur menggunakan thermogun hingga minus 7 derajat celsius.

“Tadi saya ukur dengan thermometer memang lebih dingin dari kemarin. Kalau kemarin tercatat 0 derajat, sekarang minus 3 derajat. Tetapi tadi ada yang mencoba mengukur dengan thermogun malahan sampai minus 7 derajat celsius,” sebutnya.

Komplek Candi

blank
Embun es mulai tampak di rerumputan di sekitar pegunungan Dieng Wonosobo dan Banjarnegara. Foto : SB/dok

Sebelumnya, fenomena embun es juga terjadi di komplek Candi Arjuna Dieng. Namun, lebih tipis dan hanya di titik tertentu. Sedangkan hari ini, embun es lebih luas dan menyeluruh di komplek Candi Arjuan.

“Kalau yang sekarang lebih luas dan tebal. Di sekitar candi, komplek lapangan. Penampakan embun es menjadi pemandangan tersendiri di musim kemarau. Tetapi tidak sampai ke lahan kentang milik warga,” terangnya.

Embun es ini tidak muncul setiap hari. Biasanya, embun alan muncul di musim kemarau jika suhu di malam hari turun hingga 10 derajat celsius. Sehingga pagi harinya, fenomena embun es akan muncul.

“Hari ini muncul, kemarin juga muncul embun es. Tetapi ini belum puncaknya. Puncak embun es biasanya muncul akhir Juli hingga bulan Agustus. Suhu akan terasa sangat dingin sekali ,” kata salah seorang karyawan UPT Dieng, Muhson.

Muharno Zarka-Wahyu