blank
Mantan Bupati Jepara dua periode, Hendro Martojo.

JEPARA(SUARABARU.ID– Melihat angka perkembangan covid-19 yang naik secara signifikan dalam 10 hari terakhir hingga mencapai 323 orang, 50 lebih tenaga medis terpapar dan 23 orang meninggal membuat banyak pihak prihatin. Salah satunya adalah Drs Hendro Martojo, MM.

Sesepuh masyarakat Jepara yang pernah 10 tahun menjabat Bupati Jepara tahun 2002-2012  dan mengabdi di birokrasi Pemerintah Kabupaten Jepara selama 35 tahun ini, mengaku turut mendoakan agar kasus penyebaran covid-19 di Jepara dapat segera ditangani dengan lebih cepat.

Menurut  Hendro Martojo, dalam situasi seperti ini, maka  pengawasan oleh pimpinan  daerah dan kecamatan jangan lagi dianggap sebagai kegiatan rutin.

“Namun harus  dianggap masuk kategori  extra ordinary diseases, karena kasus virus corona telah dianggap sebagai kasus  luar biasa, “ ujar Hendro Martojo yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Wredatama Provinsi Jawa Tengah. Organisasi ini adalah tempat berhimpunnya para pensiunan Pegawai Negeri Sipil.

blank
Data per 27 Juni 2020

Baca Juga: GTPP Covid-19 Jepara Tak Pernah Rapat Pleno, Jumlah Pasien Positif Terus Naik

Karena  itu perlu langkah yang lebih terintegrasi, padu dan sinergis  dalam menangani Covid 19. “Harus ada pembagian tugas yang jelas dan terencana dengan baik  kepada seluruh elemen terkait seperti  TNI, Polri, Satpol, BPBD, Satgas Covid 19, Dinas  Kesehatan, OPD,  relawan. Pembagian tugas ini harus dipastikan berjalan. Karena itu harus dilakukan eveluasi betrsama secara periodik dan rutine” ujar Hendro Martojo.

Dengan demikian kebijakan yang telah ditetapkan bersama dalam penanganan kasus ini dapat dipastikan berjalan sesuai rencana bersama.

“Kalau ada Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) juga harus tegas dengan disertai dengan pengawasan yang ketat. Tujuannya  untuk menjamin dan melindungi warga masyarakat dari penyebaran virus corona,” ujar Hendro Martojo.

Menurut Hendro Martojo, tempat-tempat publik benar-benar harus  diawasi dan terus menerus dipantau pelaksanaan protokol kesehatan seperti pasar tradisional milik daerah maupun desa serta Tempat Pelelengan Ikan yang telah menjadi klaster baru

“Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dengan  air mengalir harus menjadi tatanan baru. Sebagai budaya baru, tindakan itu tidak bisa sebatas himbauan. Perlu disediakan hand sanitaizer yang cukup, cek suhu badan dengan  thermo scener disemua pintu masuk, dekontaminasi pasar  dan bahkan pembagian masker gratis,” ujarnya.

Pengerahan mobil publikasi keliling yang banyak dimiliki oleh daerah harus terus menerus dilakukan di tempat-tempat publik. “Setiap pasar juga baik jika ada pengeras suara yang selalu mengingatkan pentingnya menjalankan protokol kesehatan. Juga petugas yang ditempatkan di semua pintu masuk. Ini penting agar pasar tidak menjadi klaster penyebaran Covid-19,” ungkap Hendro Martojo.

Ia juga mengungkapkan, jika  perlu semua  eselon 2 dan 3 diberi tanggung jawab serta tugas untuk memantau dan membantu penanganan kasus Covid-19 di kecamatan tertentu.

“Harus dipastikan tim ini tidak hanya formalitas, tetapi harus benar-benar memiliki aksi yang kongkret dan terukur,” tutur Hendro Martojo.

Memberikan perhatian terhadap tenaga kesehatan juga perlu dilakukan mulai kelengkapan kerja, gizi dan insentif khusus seperti PNS yang ditugaskan pada pekerjaan yang berbahaya  seperti di unit  radiologi, sandi telekomunikasi, dan lainnya. Juga para relawan dan petugas yang berada di garda terdepan seperti petugas Kecamatan, Koramil dan Kepolisian ,” usul Hendro Martojo.

Menurut Hendro Martojo memobilisasi sumber daya dan dana untuk membeli kebutuhan seperti masker, hand sanitizer, dan tempat cuci tangan untuk masyarakat perlu dilakukan utamanya bagi yang beraktifitas di ruang publik.

“Gotong royong melawan virus ini sangat perlu dilakukan. Kami yakin, ketika semuanya bergerak bersama, Jepara bisa atasi persoalan ini. Namun harus dipastikan bahwa semua bergerak bersama secara padu,” ungkapnya.

Hadepe/Ulil Abshor-trs