SEMARANG (SUARABARU.ID)– Sebanyak 200 santri dari berbagai daerah di Indonesia, Selasa (9/6/2020) mulai berdatangan ke Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, yang ada di Jalan Ngrobyong, Dukuh Wonorejo, Kelurahan Pesantren, Kecamatan Mijen, Semarang.
Pengasuh Ponpes Dr KH Fadlolan Musyaffa’ Lc MA menjelaskan, sebelum pandemi covid-19, pihaknya memulangkan 500 santrinya, untuk puasa Ramadan dan ber-Idul Fitri di kampung halamanya masing-masing.
”Alhamdulillah yang kembali ke pondok baru 200 santri, karena mengalami hambatan transportasi, mereka harus diantar wali santri. Tidak boleh pakai transportasi umum,” kata KH Fadlolan dalam keterangannya.
BACA JUGA : 52 Karyawan Puskesmas Sayung II Jalani Rapid Test
Para santri yang belajar di Madrasah Aliyah (MA), baru akan mulai masuk sekolah pada 10 Juli mendatang. Sedangkan para santri mahasiswa dijadwalkan masuk 5 Agustus.
”Yang dari Padang, Palembang, Lampung, Kalimantan, Sulawesi dan daerah luar Jawa lainnya, masih bertahan tinggal di pondok, karena hambatan transportasi untuk ke kampung halaman,” tuturnya.
Kiai alumnus Al-Azhar, Cairo, Mesir itu meminta para santri untuk jangan takut berlebih-lebihan dengan munculnya wabah covid-19. ”Tetapi juga jangan meremehkan. Kita harus lebih pasrah dan tawakal kepada Allah SWT,” ujar dia lagi.
Protokol Kesehatan
Kedatangan para santri Fadhlul Fadhlan (Pesantren Bilingual Berbasis Karakter Salaf) ini, disambut gembira pengasuh dan para guru di halaman pondok. Bahkan
Forkompimcam Mijen dipimpin Camat Moh Agus Junaidi, juga ikut menyambut kedatangan mereka. Danramil Mijen Mayor S Mangunsong, Kapolsek AKP Adi Pratikto juga hadir di tempat itu juga.
Kepala Puskesmas Mijen dr Hj Masfufah didampingi tiga dokter dan tim medis, Lurah Pesantren Sunarto, Babinsa serta pengurus pondok, kemudian memeriksa kesehatan satu persatu santri, orang tua murid dan barang bawaan mereka. Mobil dan kendaraan yang mereka tumpangi, juga disemprot disinfektan. Para petugas medis pun memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
Kiai Fadlolan menjelaskan, ponpesnya telah melakukan protokol kesehatan dari proses keberangkatan sampai santri tiba kembali di pondok dengan sangat ketat.
”Setibanya di pesantren, jadwal kegiatan pesantren menyesuaikan New Normal menjadi lebih padat, karena santri tidak masuk kuliah dan belum masuk kelas sekolah. Perubahan jadwal rutin ngaji tetap berjalan, ditambah penekanan bilingual Arab, Inggris dan tahfidh, lebih mendapat porsi waktu istimewa,” tuturnya.
Riyan-Sol