blank
ADP corona2.jpg (Alhusna dan seorang anak sedang mencoba baju APD)

REMBANG (SUARABARU.ID)- Wabah Covid-19 alias Corona yang melanda Indonesia membuat beberapa rumah sakit kesulitan mendapatkan alat pelindung diri (APD) untuk tim medisnya.

Tidak sabar menunggu bantuan dari pemerintah pusat, beberapa rumah sakit mulai berinisiatif menyediakan sendiri APD yang dibutuhkan. Akibatnya beberapa penjahit rumahan banjir pesanan APD.

Salah satunya Ika Atiqoh (45), warga Desa Mojorembun, Kecamatan kaliori, Kabupaten Rembang, yang mendapat pesanan ribuan APD dari beberapa rumah sakit. Tidak hanya dari Kabupaten Rembang, ia juga mendapat pesanan dari beberapa rumah sakit di Semarang, Purwodadi, Pekalongan, Jogja, hingga Bali dan Mataram.

blank
Ika Atiqoh sedang menjahit dan contoh baju APD buatannya

“Kalau rumah sakit di Rembang baru saja pesan 1200 baju APD. Awalnya cuma pesan 100 buah, tapi setelah saya tunjukkan contohnya ternyata cocok lantaran bahannya tidak tembus air, akhirnya minta tambah. Namun karena keterbatasan produksi, Ika mengaku baru akan mengirim 100 buah dulu. ,” ungkap Ika saat ditemui Rabu (25/3/2020) siang.

Ika menambahkan baju APD pesanan rumah sakit di Kabupaten Rembang itu baru dipesan dua hari lalu. Sementara dari luar Kabupaten Rembang sudah pesan satu minggu yang lalu. Saat ini ia sedang mengerjakan pesanan 1000 baju APD untuk sebuah rumah sakit di Pekalongan, 3000 untuk Bali, dan 5000 untk Jogja. Selain itu juga ada pesanan 2000 masker dari Purwodadi dan Semarang.

Namun lantaran keterbatasan produk, Ika mengaku membagi-bagi pesanan itu agar daerah kebagian semua. Setiap terkumpul 100 buah baju, langsung dikirim ke pemesan. Ia juga memanfaatkan teman-temannya sesama penjahit untuk membantunya. Ada 10 orang penjahit yang tersebat di Kecamatan Kaliori, Sumber, Lasem dan Rembang Kota yang kut membantu Ika.

“Untuk pola baju semuanya berukuran sama. Bahannya saya potongkan di Kudus. Motongnya pakai mesin Mas, jadi bisa langsung ratusan sekali potong. Kalau pakai gunting kan lama,” tambah ika.

Baju buatan ibu empat anak ini juga dijual murah, harganya cuma Rp 55.000 untuk yang berbahan baku spondbund. Sementara yang berbahan baku parasit lebih mahal lantaran susah menjahitnya. Maka dari itulah ia mengaku lebih banyak mengerjakan APD berbahan spondbund.

“Niatnya bukan hanya untuk mencari keuntungan, tapi pingin membantu pemerintah memerangi virus Corona. Oleh karena itulah barangnya saya bagi-bagi biar semuanya mendapatkan,” jelas Ika.

Sementara penjahit lainnya Alhusna (27), warga Desa Purworejo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, mengaku baru mendapatkan borongan membuat baju APD pada hari Selasa (24/3/2020). Untuk satu baju APD berbahan spondbund ia mendapat bayaran Rp 5.000. Sedangkan APD berbahan baku parasit ia dibayar Rp 8.000.

“Semua bahan sudah disediakan dan sudah dipotong, saya tinggal menjahit, jadi bisa cepat. Sehari bisa dapat 30 buah baju. Tapi kalau yang parasit ndak bisa banyak karena bahannya licin,” terang Alhusna.

Sanyoto-Wahyu