blank
Sekda Jepara, Edy Sujatmiko saat memberikan pengarahan kepada peserta Rembuk Stunting. ( Foto : Uut)

JEPARA ( SUARABARU.ID) – Walaupun angkanya mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2018, angka stunting balita Jepara masih cukup tinggi yaitu 19,61 persen.

Kondisi ini cukup memprihatinkan, bukan saja Jepara telah mendeklarasikan diri sebagai kota ramah anak, tetapi  stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan  pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.  Disamping itu, stunting  juga  berakibat pada kelambatan anak dalam berfkikir.

Hal tersebut terungkap dalam acara Rembug Stunting  yang berlangsung di ruang Sosrokartono Setda Jepara, Kamis (27/2/2020). Acara yang dibuka oleh Sekda Jepara, Edy Sujatmiko dan diikuti oleh para pemangku kepentingan dibidang  perkembangan dan kesehatan anak.

Menurut Edy Sujatmiko, walaupun angka Jepara masih berada dibawah angka nasional yaitu 27,67 persen dan menurun jika dibandingkan tahun 2018  yang mencapai 27,01 persen, persoalan stunting adalah masalah yang serius. Sebab akibat jangka panjang akan terasa pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

Dijelaskan oleh Sekda Jepara, dari hasil  rapat koordiunasi teknis percepatan konvergensi stunting oleh tim nasional percepatan penanganan anak kerdil, Jepara termasuk salah satu lokasi dari empat kabupaten prioritas di Provinsi Jateng.

“Untuk itu ia minta seluruh pemangku kepentingan untuk benar-benar serius menangani persoalan ini. Harapannya stunting dapat dituntaskan,” pinta Edy Sujatmiko.

Ia juga mengungkapkan, berdasarkan data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat  diperoleh data sepuluh desa yang akan menjadi prioritas dalam pencegahan pada tahun 2021.

Sepuluh desa yang memiliki kasus stunting cukup tinggi ini adalah Desa Bulakbaru dan Kedungmalang di Kecamatan Kedung, Desa Buaran Kecamatan Mayong, Desa Clering Kecamatan Donorojo, Desa Damarwulan Kecamatan Keling.

Disamping itu juga Desa Ketilengsingolelo di Kecamatan Welahan, Desa Tigajuru Kecamatan Mayong, Desa Geneng Kecamatan Batealit, Kelurahan Kauman Kecamatan Jepara, dan Desa Tanjung Kecamatan Pakisaji.

Berdasarkan penelitian, dalam banyak kasus stunting penyebabnya masih banyaknya ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet tambah darah serta balita yang tidak mendapatkan asupan gizi yang baik, dan sanitasi yang buruk.

Sementara Kepala Dinkes Jepara Mudrikatun  mengingatkan, agar masyarakat terus menerapkan hidup sehat di lingkungan mereka. “Tingkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi harus kita tingkatkan bersama-sama,” ujar Mudrikatun.

Hadi Priyanto

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini