JEPARA ( SUARABARU.ID) – Dari sekitar 300 mahasiswa Indonesia yang kuliah di 11 universitas di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok tercatat ada dua mahasiswa Jepara yang kuliah disana yaitu Nadia Latifah Nugraheni dari Desa Kecapi dan Muhammad Arief Zuliyan dari Desa Banjaran yang akrab disapa Cak Muh. Sebab satu mahasiswa lain dari Jepara telah lulus tahun 2019. Mereka kuliah di negeri tirai bambu berkat program beasiswa dari universitas masing-masing.
Nadia yang merupakan alumni Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang ini sedang menyelesaikan Program S-2 Jurusan Hubungan Internasional di Wuhan University. Sedangkan Cak Muh sedang menyelesaikan program S-3 di Central China Normal University di Wuhan mengambil jurusan Hubungan Internasional.
Sebelumnya ia menyelesaikan S-2 di universitas yang sama mengambil jurusan diplomasi. Cak Muh berada di Wuhan sejak tahun 2016 selepas menyelesaikan studi S-1 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan mengambil jurusan hubungan internasional.
Beruntung kedua mahasiswa Jepara ini terhindar dari virus korona yang penyebarannya diketahui bermula dari kota Wuhan, Provinsi Hubei. Sebab Nadia dan Cak Muh ketika virus ini mulai muncul tengah libur dan berada di tanah air. Cak Muh telah berada ditanah air pada tanggal 1 Januari 20120 dan Nadia telah berada di Jepara tanggal 12 Januari. “Alhamdulilah, saya pulang tanggal 12 Januari lalu, sebelum kota Wuhan benar-benar ditutup,” kata Nadia saat bersama Ibunya silaturahmi dengan Kabid Komunikasi Diskominfo Jepara, Arif Darmawan.
Namun walaupun keduanya berada di tanah air setiap hari mereka mendapatkan informasi perkembangan virus ini dan penanganannya melalui jaringan wechat (medsos ).
“Penanganan virus korona oleh pemerintah Tiongkok sangat baik. Setiap hari teman-teman di kampus CCNU dan Mahasiswa di Provinsi Hubei disediakan masker gratis setiap hari. Juga thermometer untuk setiap kamar. Hasil pengukuran harus dilaporkan ke kantor internasional kampus CCNU.” ujar Cak Muh dalam berbincangan dengan SuaraBaru,Id.
Penutupan kota Wuhan dari akses transportrasi semata-mata untuk mencegah penyebaran virus korona, tambahnya
Sementara Nadia menjelaskan,selain perhatian dan kecepatan tindakan dari pemerintah Tiongkok, Kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI), Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT), pengurus Ranting PPIT serta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), setiap harinya selalu berkirim kabar serta memberi bantuan logistik. “Saat ini mereka tengah mengupayakan untuk segera dilakuan evakuasi ke tanah air. Tentu dilakukan pula komunikasi intensif dengan pemerintah Tiongkok,” ujar Nadia.
“Sekarang informasinya seluruh data WNI termasuk para mahasiswa telah ada data base nya. Bahkan teman-teman telah menerima bantuan dari KBRI dan sekarang pihak-pihak terkait sedang mencari solusi terbaik bagi para WNI. Informasi terakhir Presiden Joko Widodo sedang mengusahakan evakuasi WNI dari Wuhan,” ujar Cak Muh.
Baik Nadia maupun Cak Muh berharap, virus korona di Wuhan dapat segera ditangani sehingga korban tidak terus bertambah. Sebab Ibukota Provinsi Hubai ini adalah sebuah kota metropolitan terbesar ke dua di Tiongkok yang sangat padat penduduk dengan jumlah penghuni kota 11 juta jiwa lebih.
Hadi Priyanto