KUDUS – Di Peringatan Hari AIDS sedunia yang jatuh setiap 1 Desember, tercatat hampir 1000 warga di Kudus yang terdeteksi terinveksi HIV AIDS. Ironisnya, satu di antara penderita yang terdeteksi adalah pelajar yang duduk di bangku SMA.
Anggota Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kudus Eni Mardiyanti mengungkapkan, jumlah 1000 penderita HIV AIDS di Kudus tersebut terdeteksi selama satu dasa warsa terakhi ini. Separuh diantaranya ditemukan di tahun ini.
“Jadi, tahun ini ada sekitar 500 penderita yang terdeteksi. Dan satu diantaranya masih berusia pelajar yang duduk di bangku SMA,”kata Eni, Minggu (1/12).
Menurut Eni, satu penderita yang masih pelajar tersebut merupakan kelompok dengan perilaku seks penyuka sesama jenis. Dari KPAD, kata Eni, sudah melakukan pendampingan terhadap penderita tersebut.
Sebagai sebuah fenomena gunung es, kata Eni, jumlah penderita HIV AIDS di Kudus diyakini jauh lebih banyak dari angka yang sudah terdeteksi. Oleh karena itu, upaya deteksi serta edukasi harus terus dilakukan untuk mencegah HIV AIDS terus berkembang.
“Sebagian besar penderita berada pada usia produktif, bahkan diantaranya ada yang masih belajar di bangku sekolah. Oleh karena itu, screening yang kami lakukan menyasar para pekerja usia produktif,”tambah Eni.
Oleh karena itu, selama sebulan terakhir ini, KPAD menggelar program screening khusus bagi sekitar 20 ribu buruh pabrik di wilayah Kabupaten Kudus. Upaya tersebut dilakukan untuk mendeteksi sekaligus mencegah penyebaran HIV AIDS/
Menurutnya, screening dilakukan dengan menyasar pabrik-pabrik besar yang memiliki jumlah buruh banyak. “Kegiatan ini kami lakukan selama sebulan penuh mulai 12 November lalu hingga sebulan ke depan,”kata Eni.
Lebih lanjut, kata Eni, sekitar 90 persen penemuan kasus HIV di Kabupaten Kudus baru terdeteksi setelah pengidapnya telah masuk fase AIDS. Hal tersebut pun berdampak pada penanganan kasus HIV di Kota Kretek yang selama ini dirasa tidak bisa berjalan dengan maksimal.
Untuk langkah lanjutan guna menangani masalah ini, pihaknya akan bekerja sama Pemkab Kudus untuk mencari kasus HIV dengan menggelar kegiatan screening kesehatan. Masyarakat Kota Kretek pun diharapkan bisa turut menyukseskan kegiatan yang bersifat baik ini.
“Masyarakat maupun segenap unsur lainnya diharapkan mengikuti pemeriksaan rutin juga,” katanya.
Melalui screening kesehatan, Eny mengharapkan target zero infeksi baru, zero diskriminasi dan zero stigma tercapai di Kudus. Dengan begitu angka penularan HIV AIDS bisa ditekan semaksimal mungkin. “Ini perlu kesadaran bersama dari semua elemen. Jangan takut ikut screening karena khawatir stigma negatif,”tandasnya.
Suarabaru.id/Tm