blank
DISKUSI: Para narasumber dengan dipandu Dendi (kedua dari kiri), saat memberikan tanggapannya, dari kiri Wahyu Hidayatullah, Sri Marnyuni dan Dodik Srianto (kanan). Foto: riyan

SEMARANG– Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Jateng, Dodik Srianto ST MM menyebutkan, kesulitan pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah, terlalu banyaknya jumlah yang ada. Namun sebenarnya jumlah itu tidak menjadi masalah, cuma kaitannya dengan regulasi yang ada.

Dalam regulasi sesuai dengan undang-undang pemerintah daerah menyatakan, hanya membina ukm yang kecil. Sedangkan untuk pengembangan usaha mikro menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota.

”Sehingga kami tidak bisa turun langsung tanpa adanya usulan dari kabupaten/kota. Biasanya kalau ada usulan dari kabupaten/kota, dan secara penganggaran kami ada, kemudian kami fasilitasi dengan pembinaan. Di antaranya dengan pemberian pelatihan wira usaha, manajerial dan pemasaran,” kata Dodik, usai acara talkshow bertema Penguatan UMKM Jateng, yang digelar MNC Trijaya FM, di ruang Bahana Hotel Noormans, Semarang, Senin (11/11).

BACA JUGA : Bappenas Jadikan Jateng Role Model Pembangunan Nasional

Menurut dia, untuk pembiayaan pihaknya tidak memberikannya secara langsung, tetapi dengan cara mempertemukan dengan sumber-sumber pembiayaan. Termasuk proses pemasarannya, bahkan akan dipertemukan dengan para pembeli atau buyers.

”Untuk promosi kita punya program show gate, untuk mempromosikan semua produk-produk UKM yang dilakukan atau didaftarkan secara online. Tetapi kesulitannya, tidak semua pelaku UKM bisa menggunakan aplikasi yang ada di handphone, akibat gagap teknologi,” jelas dia.

Saat ini di Jateng UKM Mikro ada sebanyak 3.776.843 unit. Sedangkan untuk usaha Kecil sejumlah 354.884 unit, Menengah ada 39.125 unit dan usaha Besar 3.358 unit.

blank
BERI KETERANGAN: Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Jateng, Dodik Srianto ST MM, saat memberikan keterangan pada wartawan, usai acara. Foto: riyan

Kemasan Menarik
Selain Dodik Srianto, hadir pula dalam acara berlabel Prime Topic dengan moderator Dendi ini, Sri Marnyuni (Wakil Ketua Komisi B DPRD Jateng) dan Wahyu Hidayatullah (Pimpinan Wilayah V Jamkrimdo).

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD Jateng Sri Marnyuni menambahkan, para pelaku usaha masih perlu pendampingan. Selain sudah bisa memproduksi barang, mereka perlu juga dilatih untuk membuat kemasan atau packing yang menarik.

”Selain itu juga bagaimana pemasaran yang baik atas produk itu. Selama ini seringkali terjadi, barang sudah dititipkan tetapi pembayaran tertunda. Apalagi bila produk itu tak laku,” ungkap dia.

Sedankan Wahyu Hidayatullah selaku Pimpinan Wilayah V Jamkrimdo mengungkapkan, perlunya permodalan bagi UKM atau berpenjaminan, agar bisa melakukan kredit ke perbankan.

suarabaru.id/Riyan