MAGELANG – Sebanyak 319 penyuluh KB (PKB) se Eks-Karesidenan Kedu mendapat pembinaan dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, di Hotel Trio Magelang, Jumat (8/11). Pembinaan bertujuan untuk meningkatkan mutu kinerja penyuluh KB di lini lapangan.
Acara itu dihadiri Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Wagino, Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, Ketua TP PKK Yetty Biakti Sigit Widyonindito dan jajaran Forkompimda Kota Magelang.
Hasto menginginkan agar penyuluh KB mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi saat ini. Saat ini eranya ‘always on’, sehingga perlu penguasaan teknologi agar mampu memberikan layanan terbaik untuk masyarakat.
Selain itu, sebagai ujung terdepan program KKBPK, penyuluh KB diminta terus menjalin kerjasama dan koordinasi dengan mitra kerja di lapangan seperti TNI, PKK, tokoh masyarakat dan stakeholder strategis lainnya.
Saat ini di Jateng terdapat sekitar 1.805 penyuluh KB dengan wilayah binaan 8.559 desa/kelurahan. Jika dirata-rata maka satu PKB membina antara 4-5 desa, meski pada kenyataannya ada yang harus membina sampai 15 desa. Tanpa adanya kerjasama yang baik dengan mitra kerja hal tersebut menjadi persoalan.
‘’Para penyuluh dan kader KB harus mampu memberikan wawasan yang sederhana namun logis terkait pendewasaaan usia kawin, sehingga tercipta kesadaran dari pribadi masing-masing untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan berkualitas,’’ tutur mantan Bupati Kulonprogo, DIY, tersebut.
Di sisi lain, pasca pengalihan status penyuluh KB menjadi ASN pusat per 1 Januari 2018, mereka diharapkan lebih fokus dan efektif dalam menggarap program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga.
‘’Menyandang status ASN/PNS berati kita menjadi pelayan masyarakat. Jangan semangat bekerja karena uang, tapi melayani masyarakat,’’ tegas Hasto yang berprofesi dokter spesialis kebidanan dan kandungan tersebut.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menyampaikan apresiasi kegiatan ini, agar jajaran penyuluh KB terus meningkatkan kinerjanya. Dengan demikian jumlah penduduk lebih terkendali, dalam rangka untuk menyongsong Indonesia emas 2045.
‘’SDM harus dipersiapkan, bonus demografi harus mantap. Di Kota Magelang selama ini sudah baik. Walaupun baik tidak boleh lena harus selalu dikontrol, jangan sampai pertumbuhan (penduduk) tidak terkendali,’’ pintanya.
Menurutnya, keberhasilan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) pengendalian pertumbuhan penduduk dan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya kuncinya terletak pada pergerakan di lini lapangan. Yaitu, peran petugas lapangan KB, partisipasi aktif masyarakat dan ketepatan program serta kegiatan yang disusun untuk mencapai program KKBPK. (hms)
Editor : Doddy Ardjono