blank
Lahan bekas kebakaran kawasan hutan di lereng Gunung Sumbing bagian Barat yang masuk wilayah Desa Banyumudal Kecamatan Sapuran Wonosobo. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO-Tim gabungan yang terdiri dari TNI-Polri, personil Perhutani, Tim SAR, Relawan BPBD dan warga Desa Banyumudal Sapuran Wonosobo secara maraton melakukan upaya pemadaman api pada lokasi lereng Gunung Sumbing yang terbakar.

Dari kejauhan api yang membara tampak membakar hutan lindung di Petak 29-1 dan Petak 29-2 RPH Kleseman Desa Banyumudal Kecamatan Sapuran BKPH Wonosobo KPH Kedu Utara. Kebakaran tersebut untuk kali kedua setelah sebelumnya terjadi kebakaran yang sama.

Api yang berkobar kali pertama diketahui warga setempat sejak Minggu (27/10) petang dan hingga Selasa (29/10) pagi masih terlihat api memerah di bawah puncak Gunung Sumbing. Serpihan sisa rerumputan yang terbakar terbang hingga ke radius puluhan kilometer.

Atas kejadian tersebut, warga pun segera melaporkan kepada aparat berwajib. Malam itu juga aparat TNI-Polri Sapuran, petugas Perhutani tim SAR dan relawan BPBD menaiki lereng Gunung Sumbing guna mengecek kebenaran informasi yang disampaikan warga.

blank
Lahan bekas kebakaran kawasan hutan di lereng Gunung Sumbing bagian Barat yang masuk wilayah Desa Banyumudal Kecamatan Sapuran Wonosobo. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

Kapolres Wonosobo AKBP Abdul Waras SIK membenarkan kejadian tersebut dan ikut memantau langsung di tempat kejadian perkara (TKP), Selasa (29/10), mengungkapkan luas lahan hutan lindung yang terbakar 68 hekter, Petak 29-1 45 heltar dan Petak 29-2 23 hektar.

“Api yang membakar rumput savana yang telah mengering sangat besar. Apalagi angin kencang terus berhembus sehingga membuat api semakin menyebar dan sulit dipadamkan. Personil TNI-Polri, BPBD dan warga setempat terus berupaya memadamkan api,” katanya.

Kabut Tebal

Dalam kebakaran tersebut tidak ada korban jiwa. Kerugian material mencapai puluhan juta rupiah karena beberapa tanaman lindung mati terbakar. Bersamaan dengan api yang terus membakar, cuaca sekiar lereng gunung berkabut tebal dan mulai turun hujan gerimis.

Kebakaran hutan lereng Gunung Sumbing diduga berasal api putung rokok yang dibuang orang tidak bertanggung jawab. Api yang semula kecil pun terus membesar dan meluas karena tersulut angin kencang yang bertiup di lokasi kejadian.

Kapolres Wonosobo AKBP Abdul Waras SIK bersama Kabag Ops Kompol Suharjono SH dan puluhan personel kepolisian menuju TKP dari arah pendakian Desa Banyumudal Kecamatan Sapuran untuk ikut memadamkan api. Pemadaman api dilakukan secara manual.

“Tim pemadaman api yang terlibat langsung di lapangan mencapai 100 orang lebih. Mereka terdiri anggota TNI-Polri, petugas Perhutani, Tim SAR, relawan BPBD dan warga Desa Banyumudal. Mereka bahu-membahu berusaha memadamkan api yang terus menyebar,” katanya.

AKBP Abdul Waras SIK menghimbau kepada warga dan pendaki yang kebetulan berada di lereng Gunung Sumbing untuk lebih hati-hati dalam membuang sisa putuh rokok yang masih ada apinya atau membuat api unggun, karena bisa menyebabkan kebakaran lahan.

“Sebelumnya hutan Gunung Sumbing yang masuk wilayah Kalikajar dan Sapuran Wonosobo juga pernah terbakar. Kebakaran lahan tersebut bisa segera dipadamkan berkat kerja keras anggota TNI-Polri, personel Perhutani, BPBD dan warga setempat,” paparnya.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka

Kapolres Wonosobo AKBP Abdul Waras SIK ikut melakukan pemadaman api yang membakar lereng Gunung Sumbing. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka