blank
Para pemanah tradisional yang meraih juara dalam lomba jemparingan tingkat nasional, mendapat piala, piagam penghargaan dan uang pembinaan. Lomba ini, digelar dalam ikut memeriahkan peringatan HUT Ke 74 TNI.
WONOGIRI – Ervan, pemanah tradisional dari Sangga Sekar Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Jateng, berhasil meraih gelar juara pertama dalam lomba jemparingan tingkat nasional Tahun 2019. Sebagai juara pertama di nomor dewasa putra, Ervan, mampu mengumpulkan nilai sebanyak 19 point, ketika diadakan adu titis (ketepatan memanah sasaran).

Juara kedua diraih oleh Erfry, pemanah dari Paguyuban Brotodiningrat, DI Yogyakarta, dengan nilai 17. Selanjutnya juara ketiga, dimenangi oleh Triyanto, pemanah dari Joyo Pengrawit, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri dengan nilai 15. Kepada para juara diberikan piala tetap, piagam penghargaan dan uang pembinaan.

Lomba jemparingan tingkat nasional ini, digelar di Stadion Pringgondani, Wonokarto, Kabupaten Wonogiri, Minggu (6/10), oleh Kodim 0728 Wonogiri bekerjasama dengan Paguyuban Jemparingan Wonogiren Sambernyowo. ”Digelar dalam rangka ikut memeriahkan peringatan HUT Ke 74 TNI,” jelas Perwira Penerangan Kodim (Pendim) 0728 Wonogiri, Lettut (Inf) Nurhadi.

Bupati Wonogiri yang diwakili Wakil Bupati Edy Santosa, berkenan membuka resmi lomba jemparingan tingkat nasional Tahun 2019 tersebut. Ikut mendampingi Wakil Bupati, Dandim 0728 Wonogiri Letkol (Inf) M Heri Amrulloh bersama jajaran Forkompinda, yang masing-masing berkenan melepaskan anah panah dengan cara memanah duduk lesehan. Hadir dalam kesempatan ini, Kasdim 0728 Wonogiri Mayor (Inf) Nurul Muthahar, Wakapolres Wonogiri Kompol Adi Nugroho, Kepala Kesbang Wonogiri yang diwakili Untung Subagyo, Kabid Pemuda Olahraga Wonogiri Joko Nugroho, para perwira staf Kodim dan para Danramil, serta para tokoh pemanah tradisional.

Ketua Panitia Lomba, Titis Supriyadi, menyatakan, lomba jemparingan ini, diikuti oleh 300 peserta, terdiri atas 250 pemanah dewasa dan 50 pemanah anak-anak (13 tahun ke bawah). Para peserta datang dari sejumlah komunitas pemanah tradisional di Tanah Air, seperti kelompok pemanah gaya Mataraman asal Yogyakarta, berikut para pemanah dari kabupaten/kota di wilayah Solo Raya, dari sejumlah kota di Jawa maupun luar Jawa, termasuk para pemanah tradisional dari Patra Sipala, Provinsi Bali. Masing-masing peserta untuk kategori dewasa, diberikan kesempatan memanah sebanyak 20 rambahan (kali) dengan jarak 30 Meter. Kemudian untuk para pemanah anak-anak, sebanyak 15 rambahan dengan jarak 15 Meter.

Dandim 0728 Wonogiri, Letkol (Inf) M Heri Amrulloh, menyatakan, lomba jemparingan tingkat nasional ini, sekaligus sebagai ajang silaturahmi bagi para pemanah tradisional di Tanah Air. Semoga dengan adanya kegiatan ini, dapat terjalin kekompakan antarkomunitas pemanah tradisional, dan upaya untuk memelihara olahraga jemparingan, serta meningkatkan kebersamaan melalui jalinan kekeluargaan. Disamping sebagai upaya untuk nguri-uri (melestarikan) cabang olahraga panahan tradisional, yang memiliki nilai budaya kearifan lokal, juga sebagai ajang untuk gladhen (berlatih) olah rasa dan pembentukan karakter.

Untuk kategori anak-anak, juara I dan II dimenangi pemanah tradisional Dina Anggraini Fachrudy dan Aldi Atomoko, keduanya dari Komunitas Jemparingan Kamwa. Juara III diraih oleh Muhammad Fauzan Alqory dari Paguyuban Jemparingan Jogoboyo. Kategori putri tingkat dewasa, juara I diraih oleh Reni dari Seliran DI Yogyakarta, juara II dan III dimenangi oleh Sofia dan Aprilia, keduanya dari Perkumpulan Pemanah Tradisional Jekobar. Tim juri juga memberikan hadiah kepada pemanah tertua, yakni Kohyun (76) dari Kelompok Pemanah Giri Mandala, dan pemanah dengan busana terbaik atas nama Erwin dari Solo.

suarabaru.id/Bambang Pur