blank
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DPPKBPPPA Pemkab Wonosobo, Erna Yuniawati usai menerima penghargaan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonosobo layak berbangga karena baru saja sukses meraih penghargaan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) kategori madya dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).

Penghargaan KLA diserahkan langsung Menteri PPPA Yohana Yambise kepada Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DPPKBPPPA Wonosobo Erna Yuniawati pada malam penghargaan KLA di Hotel Four Point Makasar, Selasa (23/7) lalu.

Penghargaan tersebut diberikan guna mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot) memenuhi kebutuhan anak Indonesia sebagaimana dicanangkan KPPA untuk mencapai target Indonesia Idola Anak 2030. Indonesia yang layak perempuan dan anak.

Pemkab Wonososo sendiri selama ini gencar melaksanakan program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak melalui DPKBPPPA. Selain ramah HAM, kota pegunungan ini juga dikenal dengan ramah perempuan dan anak.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DPPKBPPPA Wonosobo, Erna Yuniawati, Jum’at (26/7), mengatakan KLA merupakan sebuah penghargaan bagi Kabupaten/Kota yang berhasil melakukan pemberdayaan perempuan dan perlindanguna anak.

“Yakni pembangunan yang mengintegrasikan komitmen sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam kebijakan program dan kegiatan untuk pemenuhan hak–hak anak,” katanya.

Terwujudnya KLA, imbuhnya, sangat penting mengingat jumlah penduduk usia anak di Indonesia mencapai 87 juta atau sepertiga dari seluruh penduduk. Anak merupakan modal dan investasi SDM di masa depan dan generasi penerus bangsa.

blank
Piagam penghargaan KLA dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). (Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

Anak Berkualitas

Ke depan anak harus berkualitas agar tidak menjadi beban pembangunan. Karena itu, koordinasi dan kemitraan antar pemangku kepentingan terkait pemenuhan hak–hak anak harus diperkuat agar terintegrasi, holistic dan berkelanjutan.

Erna menambahkan, KLA bertujuan membangun inisiatif Pemda yang mengarah pada upaya transformasi konvensi hak anak, strategi dan intervensi pembangunan dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan ditujukan untuk pemenuhan hak–hak anak.

“KLA merupakan salah satu tahapan untuk mewujudkan Indonesia Layak Anak (IDOLA), Provinsi Layak Anak (PROPILA), Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA), Kecamatan Layak Anak (KELANA) dan Desa/Kelurahan Layak Anak (DEKLANA),” sebutnya.

Dikatakan Erna, melalui beberapa tahapan KLA, yang meliputi, persiapan yang terdiri dari peningkatan komitmen, pembentukan gugus tugas KLA Kabupaten/Kota, dengan melakukan pengumpulan data dasar dan perencanaan dengan penyusunan RAD KLA, prestasi bisa raih.

Program pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan harus dilakukan. Ke depan perlu adanya dukungan dari berbagai pihak guna meningkatkan kategori KLA. Yaitu dengan adanya komitmen untuk mewujudkan percepatan Kabupaten/kota Layak Anak dari berbagai pihak.

Selain itu musti ada sinergitas dengan dunia usaha dan media massa serta andil dari kecamatan dan desa/kelurahan yang pro mendukung KLA. 10 hak anak terpenuhi, yakni hak bermain, pendidikan, perlindungan, identitas, status kebangsaan, makanan, rekreasi, kesehatan, kesamaan dan peran aktif dalam pembangunan.

Dalam penilaian KLA tahun ini, Pemkab Wonosobo meraih kategori madya dengan nilai 637,41, yang artinya mengalami peningkatan, dibandingkan tiga tahun sebelumnya, yang meraih penghargaan kategori pratama.

Kategori penilaian ada empat tingkatan, pratama (600-700), madya (701-800), nindya (801-900) dan utama (901- 1000), serta Kategori KLA. Ke depan diharapkan Pemkab Wonosobo bisa meraih penghargaan nindya dan utama dalam even yang sama.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka