blank
AKTIF : Polisi aktif mengamanan jalur penyeberangan Bengawan Solo antara Kradenan (Blora-Jateng) dengan (Ngraho-Jatim). Foto : Wahono/

BLORA  – Meski air Bengawan Solo terus surut perlahan, Polres Blora tetap mengamankan lokasi penyeraberangan perahu tradisional menghubungkan Blora Selatan dengan wilayah Bojonegoro dan Ngawi, Jatim.

Titik pengamanan itu berada di lokasi penyeberangan di Desa Mendalem, Kecamatan Kradenan, Blora (Jateng) dengan Desa Luwihaji, Kecamatan Ngraho, Ngawi  (Jatim) dengan menggunakan perahu tradisional.

“Kami tugaskan Bhabinkamtibmas Desa Medalem Bripka Mujayin, dan sejumlah anggota Polsek,” jelas Kapolres Blora AKBP Antonius Anang melalui Kapolsek Kradenan AKP Sugiarto, Jumat (8/3).

Menurutnya, sejak air sungai Bengawan Solo meninggi, sejumlah anggota yang dikoordinir Bripka Mujayin aktif turun membantu lalu lintas di penyeberangan tersebut.

Di lokasi itu, kehadiran anggota Polres Blora yang bertugas di Polsek Kradenan tidak hanya pengamanan, namun juga membantu kelancaran penyeberangan dengan perahu tradisional.

Perlu diketahui, penyeberarangan tradisional itu sudah berjalan belasan tahun, dan hingga kini masih ramai, karena warga ingin jalan pintas.

blank

Jembatan Baru

Setiap hari banyak warga memilih jalan pintas, ingin agar cepat sampai tujuan dengan menyeberang pakai perahu tradisional, ketimbang harus memutar lewat Cepu yang cukup jauh.

“Saat ini air Bengawan Solo terus surut perlahan, tapi lokasi penyeraberangan tetap kami amankan,” kata AKP Sugiarto.

Sebelumnya Bupati Blora H Djoko Nugroho mengajak Bupati Bojonegoro Hj. Anna Muawanah ke Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, mengecek calon lokasi jembatan Bengawan Solo baru pada 7 November 2018,.

Saat itu Bupati Bojonegoro dan rombongan, dijemput Bupati Blora di Desa Luwihaji, Kecamatan Ngraho, Jatim, dan bersama-sama ke sungai Bengawan Solo menyeberang ke Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Blora.

Kedua bupati yakin jika dibangun jembatan baru, selain memperhatikan faktor keamanan, bisa memangkas biaya transportasi warga di kedua wilayah.

Fungsi lain, akses penghubung Pasar Menden Kradenan menuju Pasar Ngraho makin lancar, apalagi jumlah penduduk di empat kecamatan itu saja lebih dari 200.000 jiwa.

Seperti diberitakan, permukaan Bengawaan Solo sempat meninggi, membuat warga Blora waswas, khawatir air meluber ke perkampungan, merendam rumah serta lahan pertanian, seperti terjadi di wilayah Bojonegoro, Jatim.

Namun sejak Kamis (7/3) petang, pemukaan air tampak mulai stagnant, dan cenderung menurun perlahan, warga pun merasa lega.

(suarabaru.id/Wahono)