blank
KALI NGAMPEL : Air baku Kali Ngampel saat ini jadi andalan PDAM untuk mensuplai 1.000 dari 2.812 pelanggan di Kecamatan Kota Blora dan sekitarnya. Foto : Hn

BLORA – Kondisi memprihatinkan dialami Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Blora. Sebabnya, stok air baku terus menipis, dan terpaksa harus menyetop suplai air 2.812 pelanggan di dalam Kota Blora, dan sekitarnya.

Krisi air dialami PDAM, karena sumber-sumber Kali Ngampel menyusut tinggal 25 liter/detik, sumber air Kajar menurun hanya 3,01 liter/detik, bahkan air Waduk Tempuran sudah tidak stop operasi.

“Dampak musim kemarau menjadikan PDAM krisis air baku, Sumber air untuk pelanggan di Kota Blora dan sekitarnya terus menipis,” beber Direktur Utama PDAM Tirta Amerta Blora, Yan Riya Pramono, Selasa (7/8).

Menghadapi kondisi krisis itu, selain mengurangi jam ditribusi, badan usaha milik Pemerintah Kabupaten (BUMD) mengambil langkah hemat atau efisiensi.

Yan Riya mengakui, efisien sudah ditempuh beberapa hari terakhir dengan memangkas operasional rata-rata enam sampai delapan jam perharinya.

Selain itu, sudah beberapa hari terakhir PDAM hanya bisa melayani suplai 1.000 pelanggan dalam kota, dari total 2.812 pelanggan.

Kondisi semakin ngenes, karena sumber Kajar saat ini debitnya tinggal 3,01 liter/detik, dan sungai Ngampel debitnya terus menurun 25 liter/detik hanya bisa dieksploitasi sekitar delapan jam perharinya.

Stop Opersional

Untuk Kali Ngampel, PDAM hanya operasional delapan jam perhari, karena harus bergantian pemakaiannya dengan warga di daerah aliran sungai (DAS). Warga juga minta setiap Minggu harus stop operasional.

Lebih parah lagi kondisi Waduk Tempuran, setok air baku waduk andalan warga Blora itu mengalami penurunan drastis, sehingga PDAM sudah tidak lagi bisa memanfaatkannya.

“Jika tidak segera turun hujan, kami bisa akan semakin pusing,” ungkap Yan Riya Pramono.

Menurutnya, saat ini PDAM hanya mengandalkan Unit Kecamatan Cepu yang air bakunya dari Bengawan Solo, sehingga suplai air ke pelanggan masih cukup lancar.

Selain Cepu,  juga ada di Unit Kradenan, Unit Randublatung, Unit Ngawen serta Unit Kunduran, sejauh ini masih lancar dan bisa melayani palanggan di wilayah masing-masing.  (suarabaru.id/Hn)