Driver Gojek Offbid Massal, Protes Skema Baru
(doc./ggl)

SEMARANG – Ratusan driver online (DO) Kota Semarang yang menjadi mitra PT Gojek melakukan offbid massal terhitung mulai Selasa (30/7/2019). Aksi mematikan aplikasi apps tersebut dilakukan para DO lantaran kecewa dengan penerapan skema baru.

Astrid Jovanka dari Asosiasi Driver Online (ADO) Kota Semarang mewakili para DO mengatakan, tindakan offbid yang mereka lakukan merupakan bentuk protes ke pihak aplikator (PT Gojek) yang dinilai memberatkan kerja para DO dengan adanya peraturan baru.

“Hari ini semua driver online khususnya GOcar di Kota Semarang melakukan offbid massal. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk protes atas kebijakan baru yang dibuat oleh aplikator PT Gojek yang menurunkan bonus dengan perubahan skema yang baru,” katanya.

Dengan aturan skema lama yang diterapkan manajemen PT Gojek, Astrid menjelaskan, pendapatan dari bonus serta point yang diperoleh para driver menurun sangat signifikan. Ditambah lagi dengan adanya skema baru jelas dirasa semakin memberatkan pada driver.

“Dengan skema lama saja sudah dirasa berat untuk mencari bonus dan point, apalagi dengan skema baru, jelas semakin memberatkan para driver. Perubahan skema kali ini sama saja membunuh lapangan pekerjaan dan rezeki para driver secara perlahan,” katanya.

Lebih jauh Astrid menambahkan, kebijakan penerapan skema baru seharusnya juga melibatkan para driver yang ada di lapangan. Karena bagaimanapun kondisi di lapangan sangatlah berbeda, tidak bisa disama ratakan situasi dan kondisinya.

“Mulai dari harga argo, pencapaian point, hingga bonus yang didapat dengan skema baru ini dirasa memberatkan para driver. Kami mau ada perubahan kebijakan sehingga pihak aplikator maupun kami sebagai mitra kerja bisa sama-sama enak. Kalau seperti ini kan kami para DO seperti dianggap sapi perah semata, apakah ini yang dinamakan mitra kerja?.” katanya.

Terpisah, Sumanto salah satu DO Gocar yang ditemui SuaraBaru.id mengatakan, untuk hari ini, Selasa (30/7) dirinya bersama teman-temannya sesama pengemudi Gocar sepakat untuk mematikan aplikasi Gojek di perangkat gawainya. Sampai nanti ada perkembangan lebih lanjut, dirinya bersama rekan DO lainnya kompak sepakat untuk offbid sementara waktu.

Tak hanya itu saja, para DO Gocar juga berharap dari pihak pemerintah daerah juga bisa turun tangan membantu permasalahan yang dihadapi para pengemudi Gocar tersebut. Gubernur Jateng dan Wali Kota Semarang diharap bisa ikut campur menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Kami menuntut perubahan demi terciptanya kesejahteraan pendapatan, Pak Ganjar dan Pak Hendy kami harapkan bisa memperhatikan kesejahteraan kami. Pastinya juga kami berharap masyarakat bisa saling memahami kebutuhan transportasi sekarang ini,” pungkasnya. (suarabaru.id)