blank
PESERTA WISATA LANSIA – Peserta wisata lansia Jateng 2019 bergambar bersama di Kantor Disporapar Jateng, di Jl Ki Mangunsarkoro 12 Semarang sesaat sebelum berangkat (hm)

REMBANG – Belajar menghormati  lansia ditunjukkan Kepala Dinas Kepemudaan Olah Raga dan Pariwisata (Kadisporapar) Jateng Sinoeng Nugroho belum lama ini. Di depan peserta wisata lansia Jateng 2019, di Hotel Fave Rembang ia mengatakan “Saya belajar dari ibu “. Maksudnya ia melayani peserta wisata  lansia seperti ia melayani  ibunya. “Kita tidak memaksakan kehendak agar ibu menuruti kemauan kita, melainkan kita menurut apa yang dimaui ibu. Beliau kerasan main di rumah saya, karena saya menghindari kata tidak yang berarti menolak ”. Kata Sinoeng Nugroho yang berempat bersaudara.

Dicontohkan, ketika melihat ibu tertidur saat menonton tv, tidak dibangunkan supaya pindah ke kamar, melainkan justru diselimuti agar tidak terbangun.  “Sebisa mungkin menghindari kata ‘tidak’ . Kepada senior peserta wisata  saya berusaha seperti itu juga,”  kata Sinoeng yang fasih berbahasa Jawa halus. Maklum dalam acara sarasehan itu yang berusia di bawah 60 th hanya panitia, terdiri dari personel Disporapar Jateng dan Kabupaten Rembang, sebagai tuan rumah,sehingga bahasa daerah serasa makin mendekatkan emosi.

Sarasehan bertema  “Jawa Tengah sebagai Destinasi Wisata yang Ramah Lansia”  menghadirkan pembicara  Dr KH Ahmad Darodji M Si ,Ketua MUI Jateng dan Ir Dwi Purwanto, MM, kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rembang  sebagai narasumber  dipandu oleh Prof Dr H Djamaluddin Darwis, MA., dosen Universitas Muhammadiyah Semarang  (Unimus)

Dikatakan KH Ahmad Darodji (79), peserta paling senior,  beberapa hal  yang perlu diperhatikan  dalam “ramah lansia” antara lain kemudahan dalam berjalan, kenyamanan udara dan lingkungan taman kota menyenangkan, tidak terlalu bising, akses informasi dan komunikasi jelas, pelayanan kesehatan ringan. “Untuk naik turun kalau bisa ada lift, atau ada pegangan untuk  jalan landai, trap tangga yang rendah atau pendek”.

Sementara itu Ir Dwi Purwanto, menampilkan keanekaragaman destinasi wisata di Rembang  selain  makam dan peninggalan RA Kartini, pahlawan nasional yang sudah sangat terkenal. Dari wisata pantai Karangjahe sampai agro wisata dan edufarm de kampoeng

blank
PESERTA SARASEHAN – Peserta sarasehan wisata Lansia “ Jawa Tengah sebagai Destinasi Wisata Ramah Lansia” foto bersama di Rembang usai acara (hm)

Trembesi 500 Tahun

Peserta wisata yang dikoordinasi oleh  Edy Soesanto, SH, MSi , sekretaris Komda Lansia Jateng sebelumnya mengunjungi beberapa obyek wisata di Lasem antara lain Museum Rumah Oei, Rumah merah Heritage,  Klenteng Cu An King, Vihara Ratana Fana Arama, workshop batik tulis Pusaka Beruang.

Di tempat ini wisatawan bisa merasakan kesejukan udara di bawah pohon trembesi yang rindang berumur ratusan tahun, ada yang mengatakan konon  500 tahun.  Sambil berbelanja batik tulis hasil karya penduduk setempat. “Sekalian membantu masyarakat yang tergabung dalam  mitra binaan “  , kata Santosa pemimpin workshop, didampingi Rio Bima, staf destinasi wisata Disporapar Jateng (suarabaru.id/hm)