blank

SEMARANG-Jawa Tengah dipersiapkan untuk menjadi ladang investasi pada tahun 2025. Proses penataan kawasan industri dan penyiapan infrastruktur pendukung, seperti akses jalan, ketersediaan listrik dan air, kini terus berlangsung. Canangan itu dikemukakan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Prasetyo Aribowo dalam diskusi soal investasi baru-baru ini.

Memang masih banyak yang harus dipersiapkan untuk merealisasikan terget 2025 itu, namun berbagai upaya untuk terus membuat investor terpikat dan kemudian terikat dengan Jawa Tengah juga terus dilakukan. Salah satunya adalah, secara berkala Pemerintah Provinsi Jateng menyelenggarakan promosi berskala internasional Central Java Investment and Business Forum (CJIBF).

CJIBF 2018 diselenggarakan Senin lalu di Jakarta, dihadiri oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan CEO Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) Eko Putro Adijayanto. Mereka berempat juga menjadi pembicara dalam talk show di CJIBF 2018.

Forum itu juga dihadiri sekitar 160 investor dalam dan luar negeri, perwakilan BUMN dan BUMD se-Jateng. Juga Duta Besar Kamboja dan Slovakia, perwakilan Kedutaan Malaysia, Singapura, India, dan Tiongkok. Selain itu tentu saja bupati/wali kota serta pemangku kepentingan di daerah lokasi proyek investasi dan asosiasi usaha.

Event CJIBF 2018 menawarkan sejumlah proyek di Jateng. Meliputi 36 proyek di sektor pariwisata, 8 proyek sektor pertanian, 4 sektor industri, 7 sektor infrastruktur, satu sektor energi, dan 7 proyek sektor properti. DPMPTSP juga menawarkan 58 aset Pemprov, BUMN (Perum Perhutani dan PTP IX), BUMD PD Citra Mandiri Jawa Tengah, dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah, serta Universitas Diponegoro.

Dalam acara di Jakarta tersebut terdapat 86 proyek proyek yang diminati calon investor dan dituangkan ke dalam letter of intent (LoI) atau surat minat berinvestasi dengan kabupaten/kota dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Kepeminatan di enam sektor sektor itu dengan nilai total rencana investasi sebesar Rp 76,46 triliun dan 810,9 juta dolar AS. Proyek-proyek tersebut masih didominasi sektor industri manufaktur dan properti. Namun sektor energi dan pariwisata juga banyak peminat.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menegaskan proyek-proyek yang ditawarkan dalam buku profil peluang investasi Jateng sudah dipilih secara selektif, prospektif, dan potensial. Sehingga diharapkan proyek tersebut bisa secara matang dan memiliki perhitungan terukur bisa memiliki daya tarik bagi investor. ‘’Kami menawarkan yang memang benar-benar sudah siap dan potensial supaya tidak ada lagi yang merasa di-PHP,’’ tandas Ganjar.

Pro Investasi

Upaya untuk menjadikan Jateng ladang investasi tidak sebatas pada pemasaran potensi-potensi investasi saja. Namun pembenahan birokrasi, sistem, prosedur, dan sumber daya manusia (SDM) dalam rangka melayani calon investor dan investor juga terus dilakukan. Itulah sebabnya Pemprov Jateng melakukan penilaian terhadap performa kabupaten/kota pro investasi. Selain penilaian terhadap data – data juga dilakukan peninjauan di lapangan.

Ketua Tim Penilaian Kabupaten/Kota dan Perusahaan Pro Investasi, Amir Machmud mengungkapkan, tantangan yang dihadapi daerah memang cukup besar. ‘’Salah satunya adalah transisi sistem Online Single Submission (OSS) yang masih baru. Sangat diuji bagaimana daerah bisa mengimplementasikan dan mencari solusi atas kendala dalam pelaksanaannya,’’ katanya.

Penghargaan daerah pro-investasi ini diserahkan oleh Gubernur Jateng kepada bupati/wali kota dalam acara CJIBF 2018. Kabupaten Banyumas berada di peringkat pertama kabupaten pro-investasi 2018.

Banyumas dinilai sangat positif, terutama dalam hal pengawasan kepala daerah dalam berbagai aspek, termasuk dalam kebijakan untuk mendorong masuknya investasi ke wilayahnya. Dia dinilai sangat berperan dan memiliki andil besar. Daerah lain yang juga memperoleh penghargaan secara berturut-turut adalah Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, dan Kabupaten Boyolali.

Pemprov Jateng juga memberikan penghargaan kepada sejumlah perusahaan dalam berbagai kategori. PT Sri Rejeki Isman Tbk mendapatkan penghargaan untuk kategori pertumbuhan usaha, PT Triangle Motorindo (Viar Motorindo) meraih penghargaan perusahaan dengan kategori inovatif dan kreatif.

Sementara penghargaan untuk kategori pengelolaan SDM diraih oleh PT Central Java Daya Wiguna. Penghargaan kategori tanggung jawab sosial (CSR) diraih oleh PT Tanjung Kreasi Parquet Industry. Kategori pengelolaan lingkungan diraih PT Kievit Indonesia. Dalam acara CJIBF tersebut juga diserahkan penghargaan kepada Bupati Semarang sebagai pemenang Central Java Potential Investment Challenge.

CJIBF 2018 juga dimaksudkan untuk mencapai target investasi tahun 2018 senilai Rp 47,15 triliun, selain tentu saja nantinya diarahkan untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi, perluasan penciptaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan. Dan Prasetyo optimistis target itu bakal tercapai, mengingat realisasi investasi Jawa Tengah pada triwulan ketiga ini mencapai Rp 41,9 triliun atau sudah 89 persen dari target tahun ini. (suarabaru.id/BP)