WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Belum banyak yang tahu kalau di Wonosobo kini tersedia sajian sate kambing nan unik dan menggugah selera. Sate buntelnya.
Nama yang mungkin masih asing bagi warga Wonosobo lantaran penyajiannya yang berbeda dari sate-sate kebanyakan, kini telah tersedia di Warung Saritem, sebuah warung yang berdiri di sebelah timur gerbang Terminal Mendolo.
Dengan tampilan menggugah selera di atas lempeng panas (hot plate), sate buntel dijamin bakal membuat setiap penikmatnya merasakan sensasi unik. Dan, ketagihan untuk terus menikmatinya.
Selain gurih nikmat, sate buntel di Warung Saritem Terminal Mendolo dihargai dengan nominal yang ramah di kantong alias sangat terjangkau. Siapa pun bisa menikmati sate khas terbaru tersebut.
“Satu porsi sate buntel berisi 2 tusuk cukup Rp 25 ribu saja. Kalau untuk satu orang rata-rata sudah cukup mengenyangkan,” tutur Heru Artanto (45), sang pemilik warung, Selasa (23/6), ketika ditemui di warung miliknya.
Meski hanya 2 tusuk dalam satu porsi sate buntel, Heru menyebut, sajian daging cincang yang dibungkus lemak perut kambing itu bisa jadi lebih banyak bila dibanding dengan seporsi sate kebanyakan.
Lebih Gurih
Benar saja, ketika dinikmati bersama sepiring nasi dan bumbu kacang yang dipadu lalapan mentimun, tomat dan bawang merah, sate buntel cukup mengenyangkan dan terasa lebih gurih lantaran bumbu di dalam daging lebih meresap.
Heru yang berlatar belakang pendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) itu, mengaku terinspirasi dari sate buntel Solo yang legendaris. Di warungnya dirinya juga menyediakan menu thengkleng segar dan thengkleng rica, tongseng, sate gurih, hingga nasi goreng kambing.
Hampir semua menu berbahan dasar daging kambing, diakui Heru, ada di warung miliknya, termasuk sate gurih yang terinspirasi dari sate klathak khas Jogja. Aneka menu di atas bisa dipilih pengunjung sesuai seleranya.
Selain menu-menu kambing yang siap memanjakan lidah pengunjung warungnya, Heru mengaku, juga melayani permintaan untuk pesta kambing guling dan aqiqah.
Selama 7 tahun menekuni bisnis aqiqah, Heru menyebut, telah menjual tak kurang dari 3.000 ekor kambing di wilayah Wonosobo dan daerah sekitar. Ke depan penjualan kambing diprediksi akan terus meningkat.
Harga yang terjangkau dan pelayanan sepenuh hati menjadi kunci bagi perkembangan bisnis bapak 3 anak yang juga pernah mengenyam pengalaman sebagai medical representatif selama hampir 10 tahun itu.
Hobi Kuliner
“Minat dan hobi kuliner membuat saya nyaman berbisnis kambing, hingga banting setir dari dunia obat-obatan dan memilih jualan sate,” tandas pria ramah murah senyum asal kota lumpia Semarang itu.
Nikmatnya sajian sate buntel dan aneka jenis olahan khas Warung Saritem di samping Timur Terminal Mendolo diakui pula oleh sejumlah pengunjung.
“Rasa dari sate buntel dan thengkleng segarnya paling pas di lidah, dan juga pas di kantong, lalu ditambah ada Kopi Joss nya juga mantap,” ungkap Agus Purnomo (61), penghobi kuliner yang ditemui di warung Saritem.
Di warungnya, Heru memang menyediakan pula minuman pelengkap dari es teler, kopi jos, sop buah dan wedang uwuh. Kopi jos yang dalam penyajiannya ditambah dengan arang panas menjadi kegemaran banyak orang.
Lokasi Warung Sate Buntel Saritem, sangat strategis dan mudah di jangkau dari berbagai arah. Sebab, warung ini terletak persis di pinggir jalan dan berada di jalur lalu lintas utama jalan Wonosobo-Kertek.
Selain itu, letaknya yang menyatu dengan komplek Terminal Mendolo bagian luar, menjadikan Warung Saritem ini banyak dikunjungi penikmat kuliner khas olahan kambing muda, yang kebetulan tengah berada di lingkungan terminal bus tersebut.
Muharno Zarka-Wahyu