JC Tukiman Tarunasayoga
UNTUK mengucapkan mbebek tidak seorang pun akan mengalami kesulitan karena sudah sangat akrab dengan santapan bebek goreng, mungkin ada juga yang sangat suka rica-rica bebek. Tinggallah memberikan tekanan seperti orang mengatakan: “mBesok pagi saya mau ke mBandung, menengok mbakyu yang agak sakit.” Begitulah cara mengucapkan mbebek yang pas; dan bicara tentang bebek, orang pasti akan langsung teringat mBrebes penghasil telor (bebek) asin.
Lain bebek lain pula mbebek, seperti halnya minggu lalu kita bahas lain bajing lain pula mbajing; dan dua minggu lalu kita lihat juga lain kucing lain pula ngucing. Ada makna relatif berbeda, karena ketika seseorang mengatakan bebek, ia pasti berpikir tentang araning kewan iwen bangsane enthog.
Menyebut bebek bermakna menyebut hewan bersayap (iwen) sebangsa enthog. Namun, begitu orang mengatakan: “Wong kok senenge mung mbebek,” nah…………orang itu berarti menyindir Anda yang suka bersikap seperti bebek, yaitu mbebek, sebab hanya suka ikut sana, ikut sini tergantung arahan.
Baca juga mBajing
Bebek termasuk hewan paling gampang diatur/dikendalikan dan juga dingon (digembalakan) karena begitu diberi aba-aba untuk ke kiri, barisan bebek itu akan belok kiri; suruh belok ke kanan, para bebek itu pasti akan ke kenan. Catatannya memang, jika Anda ingin kawanan bebek belok ke kiri, tangan dan tongkatmu harus diacungkan ke kanan. Begitu sebaliknya.
Itulah mbebek, yakni orang-orang atau kelompok orang yang mau bergerak atau bertindak sekedar bergantung pada arahan orang lain. Mbebek itu kelompok tidak kritis, asal melaksanakan perintah saja. Bahasa zaman now rasanya paling cocok disebut dengan followers.
Followers
Massa senang mbebek kepada mantan pak Lurah misalnya. Padahal mantan itu saiki ya wis dadi wong lumrah. Ahhhh….dasar senenge wong mbebek. Paling mung dikepyuri beras telung kilo.