blank
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto didampingi Wakil Bupati Ristawati Purwaningsih berdialog dengan para PKL di Pendopo Kabumian, Minggu 24/11.(Foto:SB/Prokopim)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengumpulkan ratusan pedagang kaki lima (PKL) dan asongan yang berjualan di Alun-alun Pancasila, guna membahas penempatan PKL di Kapal Mendoan serta penataan kembali para pedagang yang saat ini masih berjulan di Alun-alun.

Pertemuan Bupati dengan para PKL berlangsung di Pendopo Kabumian, Minggu (24/11) 2024. Sebelumnya Arif Sugiyanto cuti selama sekitar dua bulan di masa kampanye Pilkada 2024.

Hadir Wakil Bupati Ristawati Purwaningsih, Sekda Edi Rianto dan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Haryono Wahyudi.

Menurut Bupati, pertemuan ini guna membahas beberapa isu di lapangan yang menyebut PKL yang semula menempati Alun-alun tidak kebagian tempat di Kapal Mendoan. Ia menegaskan kabar itu tidak benar. PKL yang sudah terdaftar sebanyak 160 dipastikan dapat tempat di Kapal Mendoan.

blank
Para PKL yang berjualan di Alun-alun Kebumen bertemu dengan Bupati Arif Sugiyanto di Pe;ndopo Kabumian, Minggu 24/11.(Foto:SB/Prokopim)

“Jika ada yang bilang PKL yang tadinya berjualan di Alun-alun tidak boleh berjualan di Kapal Mendoan, itu tidak benar. Memang kapal itu belum berfungsi semua, dan saya pastikan semua PKL yang sudah terdaftar sebanyak 160 orang itu bakal masuk semua di Kapal Mendoan,”ujarnya.

Bupati menjelaskan, sejauh ini yang berdagang di Kapal Mendoan baru PKL yang biasa berdagang di pagi atau siang hari. Untuk PKL di malam hari belum bisa beroperasi. Pihaknya menyatakan, tidak lama lagi semuanya akan dibuka sehingga seluruh pedagang bisa masuk.

“Kita minta secepatnya semua kios yang ada di Kapal Mendoan bisa segera ditempati, nanti PKL diminta untuk koordinasi dengan Disprindag,”terangnya.

Haryono menambahkan, dalam pertemuam itu juga dibahas mengenai pedagang asongan dan juga pedagang yang berjualan di car free day. Pada prinsipnya Alun-alun harus steril dari para PKL atau pedagang, sehingga perlu dilakukam penataan kembali. Hal ini akan dibahas lebih lanjut dengan semua stakeholder.

“Penataannya nanti apakah akan di beri tempat di luar Alun-alun atau seperti apa? Kemudian pedagang asongan itu bisa dipusatkam dalam satu titik, aturannya Alun-alun tidak boleh berjualan,”jelas Haryono.

Menurut Haryono, jika ada PKL yang mengaku tidak dapat tempat di Kapal Mendoan, bisa jadi memang PKL tersebut sebelumnya tidak terdaftar sebagai PKL yang pernah berjualan di alun-alun. Ia mengakui, PKL yang saat ini berjualan di Alun-alun jumlahnya semakin banyak.

“Makanya ini perlu kita data kembali, jangan sampai protes tidak kebagian tempat di Kapal Mendoan. Data 160 itu kita sudah punya akan kita kroscek lagi, mereka yang tidak dapat mungkin karena tidak terdaftar. Kita tahu jumlah PKL sekarang terus bertambah, ini yang harus kita data ulang,”terang Haryono.

Komper Wardopo