blank
Patung Bunda Maria setinggi 42 meter, salah satu ikon GMKA yang bisa dijumpa begitu pengunjung masuk kawasan parkir. Foto: R. Widiyartono

UMAT Kristiani pada hari-hari ini sudah memasuki masa adven, menyongsong peringatan kelahiran Yesus, Desember mendatang. Menyongsong datangnya Natal ini, SuaraBaru.Id menurunkan tulisan tentang Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA), salah satu tempat ziarah umat Katolik.

Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA) di Ambarawa, Kabupaten Semarang menjadi tujuan perziarahan, bukan hanya bagi umat Katolik di sekitarnya, tetapi juga daerah lain. Bahkan tidak hanya dari Jawa Tengah, umat Katolik dari berbagai wilayah di Indonesia.

Minggu-minggu tertentu, peziarah akan sangat ramai, sehingga jalan menuju GMKA dari depan Terminal Ambarawa yang tidak terlalu lebar menjadi amat padat, dan sering macet. Banyak mbil dari berbagai daerah berdatangan ke sini membawa para peziarah.

Tempat ini menawarkan suasana yang tenang dan damai, ideal bagi umat Katolik yang ingin berdoa, berziarah, dan mencari ketenangan jiwa. GMKA telah menjadi destinasi spiritual yang penting bagi banyak orang yang mencari kedamaian dalam doa dan refleksiĀ pribadi.

Gua Maria Kerep Ambarawa tidak hanya dikenal sebagai tempat ziarah dengan nilai spiritual yang tinggi, tetapi juga menawarkan keindahan alam yang memukau. Terletak di kawasan perbukitan, lokasi ini menyajikan pemandangan hijau yang asri dan udara segar, memberikan suasana yang tenang dan tenteram.

GMKA berlokasi di Jalan Tentara Pelajar, Kelurahan Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Untuk menuju ke sana memang cukup gampang. Ancer-ancernya Terminal Ambarawa. Bila dari arah Semarang belok kanan atau dari arah Yogya belok kiri.

Masuk Jalan Tentara Pelajar, kita akan langsung ketemu warung pecel Mbok Kami yang nyaris tak pernah sepi. Ini juga biasa menjadi sasaran para peziarah untuk menikmati pecelnya yang khas.

blank
Di depan Gua Maria ini ini, umat berdoa. Pada malam hari terasa lebih syahdu dengan temaramnya lilin dan desir angin di lembah sisi Taman GMKA. Foto: Umbu Franklyn

Dari sini ke GMKA hanya berjarak sekitar 1 kilometer. Pada saat ramai memang harus sabar, karena jalan sangat padat, hingga ada warga yang turut mengatur arus lalu-lintas. Peziarah pun dengan rela menyerahkan uang sekadar ucapan terima kasih untuk para pengatur lalu lintas ini.