BLORA – Pelaksanaan proyek reaktivasi (pengaktifan kembali) Bandara Blora yang berlokasi Desa Ngloram, Keamatan Cepu, berjalan lancar. Pemkab optimistis akhir 2019 pembangunan beres dan bisa didarati pesawat carter.
“Akhir 2019 landasan jadi, dan kami optimis bisa didarati pesawat carter,” jelas Wakil Bupati Blora, H. Arief Rohman, Minggu (13/10/2019).
Selanjutnya pada tahun anggara (TA) 2020, akan dimulai pelaksanaan pembanguan secara menyeluruh, termasuk pembebasan lahan tambahan, dan progres untuk kesiapan pesawat komersial, tambah Arief.
Progres yang kini dipersiapkan, berupa penandatanganan nota kesepahahaman (MoU) antara Kementerian Perhubungan, Pemprov Jateng, dan Pemkab Blora untuk pengadaan lahan dan pembangunan.
“Mohon doa dan dukungan masyarakat Blora, agar semuanya lancar,” tandas Wabup, Arief Rohman, didampingi Kepala Dinrumkimhub setempat, Pratikto Nugroho.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU), melaksanakan rapat koordinasi terkait optimalisasi pembangunan Bandara Ngloram.
Rapat dipimpin oleh Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Perhubungan Udara, Nur Isnin Istiartono, dihadiri Wabup H. Arief, Asisten II Sekda Suryanto, dan Kepala Dinrumkimhub Blora, Pratikto Nugroho.
On Schedul
Dari Dinas Perhubungan Provinsi Jateng, diwakili Kasubbag Program, Dahyan Iswahyudi, dan Kasi Perencanaan Transportasi, Weko Purwanto.
Dalam rakor itu, pejabat Sesditjen Perhubungan Udara, Nur Isnin Istiartono, menyampaikan bahwa rapat kali ini untuk keperluan evaluasi, monitoring, percepatan pembangunan, dan persiapan rencana operasi Bandara.
Isnin mendesak agar semuanya bisa selesai tepat waktu, sehingga akhir 2019 nanti sudah bisa didarati pesawat charter terlebih dahulu, pembangunan selanjutnya digarap 2020.
Di forum yang sama, Abdul Rozzaq, mewakili Satuan Pelaksana Pembangunan Bandara Ngloram, menyampaikan bahwa saat ini sejumlah pekerjaan sedang dilaksanakan, dan semuanya sesuai jadwal.
Menurut Rozzaq, untuk pekerjaan perpanjangan runway 300 meter kali 30 meter, rekonstruksi runway lama, taxiway, dan marking, saat ini sudah proses pengurugan dan pemadatan base course.
“Sudah persiapan gelar hotmix, dengan target selesai 24 Desember 2019,” kata Abdul Rozzaq.
Adapun pekerjaan penyusunan Rancangan Teknik Terinci (RTT) fasilitas sisi udara dan sisi darat sudah mencapai 50 persen, target rampung 30 Desember 2019.
Dijelaskab Rozzaq, ada pekejraan yang lebih cepat dari target adalah proyek pemenuhan standart pagar bandara yang saat ini sudah mencapai 49 persen, karena seluruh material pagar dan tiang sudah siap di lokasi.
“Saat ini sudah pemasangan pagar BRC, dan razor,” tambah Abdul Rozzaq. Dari penjelasan Rozzaq, Sesditjen Nur Isnin Istiartono, optimis pekerjaan tahun ini tetap on schedule, dan akhir 2019 bisa didarati pesawat carter ATR 42 atau ATR 72 Restricted Take Off Weight (RTWO).
Suarabaru.id/Wahono