SEMARANG (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melantik Hevearita Gunaryati Rahayu, sebagai Wali Kota Semarang, untuk sisa masa jabatan 2021-2026, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Senin (30/1/2023). Pelantikan dihadiri Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Pada kesempatan itu, Ganjar mengaku kehadiran Presiden RI kelima itu, memberikan semangat dan energi bagi para kader PDI Perjuangan di Jateng. Khususnya dalam hal bekerja melayani masyarakat.
”Keberadaan Ibu Megawati di tengah-tengah kami ini menjadi suntikan energi luar biasa bagi kami, untuk lebih bersemangat bekerja dalam melayani masyarakat,” kata Ganjar dalam sambutannya.
BACA JUGA: HUT Ke 42 Satpam di Wonogiri, Polri Menyadari Memelihara Kamtibmas Tidak Bisa Dilakukan Sendiri
Ditambahkan dia, saat ini ada sembilan kepala daerah perempuan di Jateng. Tujuh di antaranya kader dari PDI Perjuangan. Antara lain Bupati Purbalingga, Bupati Klaten, Bupati Sukoharjo, Bupati Demak, Bupati Grobogan, dan Bupati Sragen.
Spesial bagi Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita, karena menjadi wali kota perempuan pertama dalam sejarah Pemerintahan Kota Semarang.
Gubernur juga menyampaikan, Jateng jadi provinsi terbanyak se-Indonesia yang punya kepala daerah perempuan. Menurut dia, PDI Perjuangan adalah partai yang melahirkan kepala daerah perempuan terbanyak.
BACA JUGA: Pimpin Upacara HUT Ke-42, Kapolda Jateng Beri Penghargaan Satpam Berprestasi
Dari 43 kepala daerah perempuan di seluruh Indonesia, 14 di antaranya adalah kader PDI Perjuangan. Jika ditambah dengan sembilan wakil kepala daerah, maka PDI Perjuangan kini memiliki 25 pemimpin daerah perempuan.
”Inilah manifestasi spirit Marhaenisme dan Sarinah di era modern,” ucap Ganjar.
Gubernur Jateng dua periode itu lantas mengutip pemikiran Bung Karno dalam buku Sarinah, yakni ‘Yang mula-mula induknya kultur, dialah pembangun kultur yang pertama. Dia dan bukan laki-laki. Dialah pembentuk pembangun peradaban manusia yang pertama’.
BACA JUGA: Kapolres Wonogiri Lakukan Silaturahmi ke Lapas dan Kejari
Dari situ, Ganjar teringat pada sosok Kunti dalam epos Mahabharata. Digambarkan, Kunti sebagai perempuan tidak asal ‘nrimo ing pandum’, tapi juga sosok yang ‘nggetih’, berjuang untuk rakyatnya, sekaligus guru yang membangun kultur serta adab bagi anak-anaknya.
”Kehebatan Kunti menitis pada para kepala daerah perempuan. Mereka bukan saja mampu menjadi pesaing serius dalam hal prestasi, namun beberapa di antaranya justru lebih berani dan progresif, daripada kepala daerah laki-laki,” tutur dia lagi.
Ketua PP Kagama itu mencontohkan, progresivitas Bupati Grobogan. Dia mengajukan pinjaman Rp 115 miliar, untuk percepatan pembangunan di 19 kecamatan yang ada di Grobogan. Terobosan brilian ini mengatasi APBD Grobogan yang sangat kecil untuk biaya pembangunan.
BACA JUGA: Ita Jadi Wali Kota Semarang, Sejarah Baru Alwin Sang Suami Jadi Ketua Tim Penggerak PKK
Ada juga Sri Mulyani, Bupati Klaten yang menggandeng Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), untuk mengembangkan Padi Rojolele. Hingga melahirkan varietas Rojolele Srinar dan Rojolele Srinuk, yang punya usia tanam lebih pendek dan tahan hama. Harganya pun lebih tinggi.
”Hebatnya kader-kader perempuan PDI Perjuangan ini bukan hasil sulapan. Mereka kader beneran, berjuang dari bawah, bukan hasil comotan dari kiri kanan. Kita meraihnya dengan perjuangan sangat panjang,” tegas Ganjar.
Capaian ini, lanjutnya, tak lepas dari perjuangan Megawati mengawal lahirnya Undang-undang Penghapusan Kekerasan Rumah Tangga, Undang-undang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri, hingga Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
BACA JUGA: Ganjar dan Istri Jemput Megawati di Bandara Ahmad Yani
”Semua undang-undang itu lahir dalam rangka untuk menjaga harkat dan martabat perempuan. Termasuk pemantapan kaderisasi lewat program khusus pendidikan bagi kader perempuan. Waktu itu, kebetulan saya dapat tugas jadi pemateri dalam kursus kader perempuan di Ciawi, Bogor,” tutur dia.
Adapun di Kota Semarang saat ini, ujar Ganjar, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Dia juga menegaskan, siap menghasilkan kolaborasi solutif dengan Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang.
”Mbak Ita saya minta untuk terus mendorong dan mengoptimalkan seluruh potensi Kota Semarang. Mulai perdagangan, industri, transportasi, pendidikan, wisata hingga persoalan infrastruktur,” tukas dia.
BACA JUGA: DPMPTSP Bidik WBBM, 5 Unit Kerja Diusulkan WBK
Soal rencana pembangunan Simpang Lima Underground dan reaktivasi jalur trem, Ganjar menilai, dua hal itu bakal mengungkit Kota Semarang semakin maju.
”Titip juga Mbak Ita, potensi anak muda. Mereka yang bergerak di dunia teknologi, E-Sport, UMKM, seni budaya sampai olahraga. Dengan fasilitas yang tepat, Semarang pasti akan lebih hidup kotanya,” ucapnya.
Terinspirasi dari pertunjukan sendratari di Candi Prambanan, Ganjar yakin hal serupa bisa dilakukan di Kota Lama. Misalnya dengan pertunjukan soal Riwayat Gula. Atau mengemas ulang pertunjukan wayang orang Ngesti Pandawa, agar lebih menarik bagi wisatawan.
BACA JUGA: Masih Dalam Suasana Imlek, Kelenteng Hok An Bio Purwodadi Gelar Sarasehan Undang Lintas Agama
Termasuk juga persoalan rob dan banjir, yang masih terjadi di Ibu Kota Jateng ini. Ganjar mengajak Wali Kota Semarang yang baru ini, untuk mengawasi beberapa pekerjaan besar, seperti Jalan Tol Semarang-Demak, yang sekaligus jadi tanggul laut.
”Termasuk rencana pembangunan kolam retensi di Terboyo, yang kita harapkan mampu mengendalikan rob dan banjir di Kota Semarang,” ujarnya.
Ganjar juga menyampaikan hal paling penting yang selalu ditekankan Megawati, yakni menjaga amanat dan selalu turun menemani rakyat.
”Kita para kepala daerah untuk selalu menjaga amanat rakyat, agar kita tak pernah lelah turun menemani masyarakat, duduk dan nglesot bersama rakyat. Karena jabatan cuma mandat,” tandasnya.
Hevearita G Rahayu atau yang akrab disapa Mbak Ita, Senin (30/1/2023) ini, dilantik sebagai Wali Kota Semarang, untuk sisa masa jabatan 2021-2026. Mbak Ita menggantikan Hendrar Prihadi, yang kini menjabat sebagai Kepala LKPP RI.
Riyan